Oleh Faqih Hindami
Kita melangkah berdua.
Keluar dari pekarangan.
Bicara hidup. Bicara tentang cinta yang kalis.
Tanpa ketawa, tanpa kecewa.
Melangkah pelan. Kita abaikan juga
Cemburu dan kegamangan
Di tengah jalan yang tak pernah terduga,
Ratapanku jatuh pada percakapan tanpa makna
Yang mengantarkanku ke pintu ruang emosi.
Aku melangkah ragu.
Angin panas lalu menghempas aku.
Membawa cintaku seketika pergi jauh
Lalu menjatuhkannya dari puncak hati yang rapuh
Cakar-cakar kegamangan menggalaki jiwa
Dan lidah api menjilat fikir
Tentang ribuan pertanyaan pada kertas-kertas lusuh
Tentang cinta, dan setangkai Calla Lily
Langit senja melukis derita
Akan hati yang kecewa
Dan jiwa yang terlalu rapuh untuk meronta
Namun matamu lagi ingatkan aku.
Tantang senyum manja. Tentang pesan cinta.
Tentang lampu taman. Tentang rapsodi dalam hening malam.
Tentang sejuta alasan yang membikin cinta tetap bertahan
Akankah kita keluar dari peradaban prasangka
Dan lupakan percakapan tentang keraguan
Atau akankah kita kembali bercakap-cakap
Tentang bentakan dan pesan ironi
Tentang ribuan alas an buat ku bertanya
“Siapa dia?”
Komentar
Tulis komentar baru