Hikayat Bumi Pertiwi
Bumi Pertiwi yang letih
menghembuskan nafas
sepoi di hulu gunung
menjadi angin badai di hilir pulau.
Bumi Pertiwi yang bekerja keras
memercikan peluh di keningnya
menganak sungai di hulu hidung
menjadi banjir bandang di hilir jantung.
Bumi Pertiwi yang terlelap kelelahan
menggembur subur di hulu ladang
kerontang padas di hilir kota cadas
menjadi hutan beton yang angkuh cemas.
Bumi Pertiwi tiada henti berproduksi
menagih janji industri dari hulu sampai hilir
yang ingkar sejahterakan anak negeri
Sepercik saja tercetus marahnya
menjadi api membumi hanguskan
hulu harapan sampai hilir pengkhianatan.
Medan, 27. 05. 2013
Abdul Malik
Komentar
Tulis komentar baru