KABUT FAJAR
Ada kabut fajar di pagi hari
Menemani embun yang menghiasi dedaunan
Cakrawala hadir meneduhkan segala jiwa
Di sudut depan rumah dinding atap rumbia
Di atas tumpukan batu-batu karang rekah
Kuterdiam menghela napas ingin bicara
Curahan hatiku melayang sedikit demi sedikit
Di sini jiwaku menatap wajah-wajah nisan bisu
Tergambarkan senyum lirih pahlawan lampau
Yang tak lagi bernala-nala akan kesejahteraan
Dan terlepas dari persoalan kehidupan nyata
Apa yang kutiru dari jejak mereka yang telah tiada
Kalau boleh, aku hanya mengajak cucu-cucuku
Membentangkan tikar meletakkan rehal
Meletakkan kitab dan alquran
Sambil mendengarkan ceramah-ceramah lampau
Untuk menata hidup masa kini
Mereka pun bertakwa atas Penata semesta.
Kabut fajar berakhir di hari siang
Kabut jiwa dalam ragaku masih muram
Hati tergoyahkan gerak gerik cucu-cucuku
Yang tak lagi blak-blakan bercerita tentang kisahnya
Tapi apa yang kuberi, tak bisa kuberi sekedar bayang
Mereka ingin bukti bukan janji
Aku hanya bisa memberi elus dalam tidur
Aku hanya bisa bercerita tentang abunawas
Biarlah mereka bermimpi menjadi orang terhormat yang tepok
Agar mereka tetap gemilang menghadap bui
Dan aku, biar tetap menjamah hampa.
Komentar
Tulis komentar baru