Pagi-pagi sekali dia sudah disini,
tepat tempatnya pada kuku-kuku daun.
Lalu di ajak ibu ke dapur,
berikut tiap lekuk sudut.
Di lain pihak:
juga kutu
juga putrid malu
Tak lama di selang,
Sang pelukis bayang
Bergerak tenang dan perlahan,
dia menuntun humus
Dari pori menuju nadi
dari desir menjadi daging.
Di lain pihak:
dia bersayap, menjadi uap
ditariki lentik jari-jari langit.
Di lain pihak:
dia memadat, melapisi darat.
Di sini, dan di tak berantah
dan di sejak lama,
setia, searah semua,
dia membuka kelas kejelian
Mengabarkan keluwesan - kekuatan,
kesahajaan - keseimbangan,
kerendahan hati - ketekunan,
pengabdian - kesetiaan,
syukur - pengharapan
Lalu: lembaga pendidikan mana mampu
menandingi lulusan terbaik ini?”
(Kau bisa panggil dia “Air”)
(depok/maret/14/2012)
Komentar
Tulis komentar baru