disaat yang lain jarum jam menjadi cerita, pada lelah.. pada hati.. menunjuk angka-angka yang setiap sudutnya adalah keberulangan.. menyaksi rentang jarak yang terjebak di detik detik khidmat, lalu hening, sepi kembali pada hati..
adakah segala arahnya menuju hal lain? masihkah detik-detiknya melebihi yang sudah tertetapkan? tidak Kayla.. bagiku dia tetaplah lingkaran, dan pada akhirnya juga, kelak aku akan kembali padamu.. entahlah Kayla..
wangimu masih saja terbujur disekujur malam, memerankan sesuatu yang entah sudah beberapa lama kukenal.. tidak ada lentera, lilin dan tidak ada unggun yang kujumpa.. tetapi tetap saja, aku diharuskan melihat derai airmata yang tertumpah..
Aku tidak pernah beranjak, tetap di sini, dalam detik-detik tatapanmu.. Menunggu, menyaksi, menjadi apa saja di hatimu.. Sebelum pada akhirnya kita berpusara pada kebekuan hati yang tak dikehendakkan..
Kayla IX
- 1928 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru