Dengan sarat asmara rindu
aku mendaki nafas cakrawala-Mu
undakan-undakan janji pada zikir
mencari kepompong yang dulu menetaskanku.
Asmara rindu, begitu rindu lugu
sehingga selembar cakrawala merendahkan-
hamparnya kehadapanku, tinggilah seperti aku
tapi aku malu, masih bergenang hatiku.
Aku lupa menghapal Asma-Mu
ketika buliran embun membanjiri mata
berenanglah dalam kami, sebab keras hati
kami haus basahi kering ladang amal.
Baiklah, masih kudaki nafas asmara rindu
kepompong itu menetas di hampar cakrawala
sebelum fajar mendulang bening embun
tapi, Asma-mu berhasil kutemu di serimbun malu.
Medan, 10 03 2013
Abdul Malik.
Komentar
Tulis komentar baru