Skip to Content

Mahameru, Aku, Kamu, dan Perempuan Itu

Foto Chaira Andhia Putri

Aku menilik puncak Mahameru
kemudian berangan untuk bisa mencumbu kemesraan tanpa ciuman atau rabaan denganmu disitu
 
Mungkin kita bisa temukan jejak Gie,
lalu bersajak, sebelum akhirnya aku memelukmu erat dan mati..
 
Di hari yang kujalani memang tak ada dinding dari bata merah yang belum jadi,
tidak harus menggulung celana ketika berjalan kaki,
atau menepis debu ketika akan berdiri
 
Aku melewati semua dengan biasa,
karenanya aku ingin mengecup ubun-ubunmu, dan menyerap semua yang kau rasa
 
Bukan masalah dinding, tanah atau peradaban yang berbeda
Hanya saja, aku masih bertahan pada ini:
ketika kau mampu mencintai,
maka kau akan memantaskan diri.
 
Sayang, disini tidak mendung
tapi aku menangkap murung diwajah seorang perempuan berkerudung
Apakah aku telah menoreh luka dihatinya?
 
 
(Dan itulah sebuah hujan tanpa awan, tanpa peringatan, tanpa gejala dan membuatku kelabakan. Sebuah rasa yang selalu ingin aku ingkari. Dan sampai hari ini, aku masih terus datang dan pergi. Tidak pernah benar2 berani atau memiliki nyali untuk mengabarkannya pada telinga atau netra dunia. Sadar atau tidakkah kamu, aku tengah menahan nyawa dikerongkonganku)


January 22, 2012

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler