Sorot matanya berpijar menampar apa yang dipandangnya
Seperti ada serpihan mentari yang tertinggal dalam retinanya
Anak itu masih berlari
berlari
berlari
berlari
dan berlari
satu satu bukunya berjatuhan
namun ia masih berlari
berlari
berlari
di ujung jalan setapak ia menemukan apa yang dicari
kemudian dia mendulang beberapa pertanyaan pada apa yang dicari
seperti menyuguhkan segelas kopi yang telah tumpah
tu(h)an, kapan kau tuliskan kitab suci kita
esok, ketika semuanya telah usai
dari balik jeruji besi tu(h)an bergumam
lantas apa yang akan kau lakukan sebelum hari esok datang
menanti sampai antitesa bosan memperkosa tesa
oh, tu(h)an mengapa kau selalu menjawab pertanyaan dengan sebuah pertanyaan baru
karena tak pernah ada kebenaran yang absolut
biarlah sebuah pertanyaan menjawab pertanyaan sebelumnya
begitu dan seterusnya
sekret ID'
05112010
Komentar
Tulis komentar baru