Ada duri yang menancap dihatiku,
Kemudian menyemprotkan buih kegelisahan
Meremas-remas sendi jiwaku
Seperti cambukan…
Seperi hentakan yang gagal diramalkan kehadiranya..
Batok kepalaku hampir pecah
Ada rasa yang enggan terelap saat ditimang
Sesak,
Seperti ada puting beliung yang terus berputar dalam dadaku
Kegelisahan dan ketakutan berkolaborasi dengan gaduh
Sampai kapan..
Kusembunyikan tangis dalam barisan kata penuh makna
Telah kutelan ribuan biji embun
Hanya untuk menjinakkan rasa ini
Tapi,
Sia..sia..
Ah,
Anggap saja rasa itu telah terbujur kaku dalam kamar mayat
Dengan wujud anonim hingga tak seorangpun mampu mengenalnya..
Komentar
Tulis komentar baru