,DAN SEBAIT SAJAK YANG TAK BISA MEMBATU
setelah aneka resep dan goyangan dangdut itu tak lagi mampu mengobati penyakitnya
akhirnya musim yang sakit itu menemukan semacam resep obat yang baru
, aneka jenis batu dan kilauannya
sejauh ini resep pengalih rasa sakit itu terbukti lumayan manjur
setidaknya untuk meredakan rasa sakit di pasar-pasar, mengalihkan perhatian publik
dan membatukankan kampus-kampus dan mikropon-mikropon mahasiswanya
untuk sementara ini, musim itu pun cukup terlupa dengan penyebab dan penyakitnya
semuanya terlena, hanya seorang pandir yang masih tak bisa seperti yang lainnya
mondar-mandir sepanjang persoalan, memandang semua yang tertidur itu
di luar angin kencang, hujan lebat, dihatinya apalagi
tapi ia masih tak bisa seperti yang lainnya, membatu
ia tak bisa menidurkan nuraninya, sajaknya insomnia
setiap diksinya bertanya-tanya, setiap baitnya mencari-cari
kemana hilangnya para ahli dan kumpulan kri'tikus yang dulu selalu berdebat paling kritis
kemana perginya kumpulan asu yang dulu sebelum terpilih selalu suka menebar janji manis
sajaknya bertanya-tanya, pada setiap rencana dan anggaran
tentulah atas persetujuan sang pejabat dan para wakil rakyatnya
tapi kemanakah menguapnya segala rencana, dana dan anggaran itu
di manakah aparat dan pengawasan, karena di mana ada dana, di situ ada siluman
di mana ada anggaran, di situ ada penyunatan, dan sajaknya bertanya-tanya
siapakah keparat situkang sunat itu
di beberapa kasus dan persidangan, begitu janggal permainan
di beberapa keputusan dan ketetapan, begitu nyata intervensi dan kepentingan
mereka sibuk berebut topeng, sibuk mencari kambing hitam dan sajaknya bertanya-tanya, kemanakah nurani dan keadilan
di luar hujan jadi gerimis tapi sajaknya masih tak bisa tidur
dalam pertanyaanya masih berseliweran beribu pertanyaan lainnya
ke manakah arahnya musim ini, ke manakah tujuannya negeri ini
nenek-nenek ditangkapi
para koruptor dapat remisi
semuanya membatu, nuraninya nangis sendiri
Batam, 17.03.2015
Komentar
Tulis komentar baru