Tak kuasa diri ini menyangkal takdir
Hanya seonggok badan...
Hanya seorang hamba...
Kadang murka diri ini terhadap-Nya
Sebab Ia yang menjadikan status ini yatim
Karena-Nya, diri ini terpenjara rindu
Betapalah sadar benar diri ini
Tak miliki kuasa mengubah takdir
Ketika sang Malaikat maut mengepakkan sayapnya
Di penghujung Ramadhan
Perlahan... dengan senyuman
Direnggutnya nafas dari jiwa
Berbisik surga telah menunggu
Banyak tanya yang bergelut di pikiran
Apa yang akan direncankan Tuhan?
Bisakah kau dengar, kawan
Sahutan jangkrik bernyanyi sendu
Mengiringi parade perpisahan
Dan lihatlah...
Tarian duka kilauan cahaya bintang
Tanda mereka ikut berbelasungkawa
Nisan berukiran namamu
Seolah berusaha menghibur hatiku yang lara
Ingin aku yang menggantikannya
Biarlah aku yang tertancap di atas tanah
Ya, tak kuasa diri ini menyangkal takdir
Hingga bening menderai
Dan memecah di kerudung putih
Menyaksikan barisan papan bunga
Menyambut diri sepulang dari pemakaman
Sebagai tanda duka
Oleh sebab kepergian Ayah
Komentar
Tulis komentar baru