SENIMAN MENGGUGAT
Saudara-saudara, aku datang!!
Kata orang; seniman pembakang
yang datang dengan haru bara
dari kabut-kabut hitam kota
dari rimbunnya hiruk pikuk gelombang manusia
dari sudut-sudut papa
aku datang!! Saudara-saudara, aku datang!
Seniman membangkang; kata orang
bersama lecah-lecah mimpi
dari rimba keasingan
dari kerat peradapan
Sebab terlalu lama hening bertikai dalam diam
mati suri bersama sangkur-sangkur tak tajam
Ooii...aku datang!
Engkau yang berada di atas angin
Nyalangkan mata
Tajamkan telinga
Mari tatap bumi gersang dengan mata telanjang
Zaman terus beringsut
Jangan biarkan bumi hening berdawai gamang
terpenggal dan dipenggal!
membiarkan imajinasi terkapar diam
mati suri dalam titian yang tak pernah kubus!
Ini, kusemat selempang pembakang
Sebelum beduk bertalu tengah hari
manaksir mimpi dalam rentang tak pasti
dan darah mendidih terkebiri
’kan ku kabarkan pada langit, angin, air dan gunung
biarkan suaraku nyeracau menabur asa bebunga
hingga langitmu rimbun
berona mimpi penuh warna
’kan kutunai ujung jemari menari, demi sebait titah nubari
menelanjangi ispirasi yang terkebiri
mengulas kuas garisgaris pasti
Ooii…aku datang!
Engkau yang berada entah di langit mana
Nyalangkan mata,tajamkan telinga
Seribu pasukan bertelanjang dadah
Siap menerkam atas segala
Kan kucabik altarmu dengan sangkur kataku
Kutikam sunyimu dengan tabuh riuh redahku
Kutebas diammu dengan tawa rincahku
Ya, akulah yang datang!
Kan kuporakporandakan atas semua
Hingga mata rabunmu terbelalak WAH!!
Dan mata-mata sangkurku siap menikam
Tajam!!
***
/Lubuklinggau, 9 Juli 2009
Komentar
Tulis komentar baru