PUISI TAK PERNAH MATI
Oleh : Nick Kuway
diberanda kutuilis puisi
disela langit yang hampir membunuh matahari
dan burung perkutut yang enggan bernyanyi
pada kertas yang berwajah pasi
jika ujung pena adalah mata jiwa
maka ia mestinya berani berkata lantang
jauh dari diam dan menantang
walau leher di hunus pedang
pada aksara yang menyeruak
kesejatian dari rahasia-rahasia tak tesibak
seperti bekas luka yang tertutup bedak
maka telanjanglah sebulat sajak
pada tiap barisan kata
tersimpan sesungguhnya makna
tak bisa terbaca lewat mata
namun hati yang mengeja
ini tersirat pada yang tersurat
hakikat tujuan dalam syariat ikhtiar
isi sesungguhnya dalam kosong kemasan
kata lantang dalam tampilan diam
dan dalam puisi tak ada yang mati
seperti anwar dan rusli
mereka hidup lebih lama dari hidup itu sendiri
dengan suara hati yang membait abadi
Pamekasan,18/12/2017
Komentar
Tulis komentar baru