masihkah suaramu menggema
memanggil dan memanggil
dari padang-padang kering
dari ladang-ladang minyak
dari istana megah
ke lembah-lembah subur
ke kampung-kampung sederhana yang jauh
masihkah mengiang suaramu
yang menjanjikan jalan lurus
keselamatan dunia akhirat
suaramu yang menyentak
kebilik hati yang pekat
yang selalu resah gelisah
di jalan yang sesat
suaramu itukah yang semakin sayup
di bukit-bukit sepi
di beton perkotaan yang sibuk
bahkan nyaris suaramu lenyap
tenggelam oleh gemutuh desing peluru
terlindas getaran kendaraan senjata berat
masihkah suaramu jadi penyejuk
dipanas dendam membara
dalam perebutan tahta kemuliaan dunia
warisan leluhur yang tak pernah berhenti berseteru
oh panasnya padang-padang pembantaian
pahitnya air zam-zam kehidupan
di negeri yang dijanjikan aman dan damai
suaramu yang tak jemu memanggil
terdengar parau dan letih
dalam subuh dingin dan kaku
diantara mayat-mayat bergelimpangan
dan tumpahan tangis kehilangan
tak henti-henti suaramu bersaing
dengan suara dentang palu
di pabrik-pabrik perakitan senjata
di gurun-gurun gersang
yang sudah kehilangan
jauh dari nurani kasih sayang
Komentar
Tulis komentar baru