Darimulah kutemui arti ketika tak mampu kufahami jalan hidupku yang gelap ini.
Saat kurasakan jatuh, kau hadir membawa senyuman dan kau hiasi dengan sebuah harapan dengan cerita-cerita kebangkitan dari kegagalan.
Berawal dari mimpi, saat ku putuskan pergi menyendiri mencari jati diri. Dengan segala keangkuhan diri dan penolakan bantuanmu dari hati. Jujur aku benci.
Tapi ...
Ternyata aku hanya seorang yang tak tau diri. Hanya bisa bicara tanpa bisa mewujudkan bukti. 6 bulan aku hidup dengan keacuhan dan perasaan kuat tanpa perlu bantuan. Meski sebenarnya semua itu hanya tipuan, agar kau tak tau bahwa aku selalu menangis disetiap malamku. Aku rindu.
Tapi .....
Aku masih ingat kenapa aku putuskan pergi. Aku merasakan tak dianggap, tak diingini, tak diperlui. Dan aku selalu menjadi biang dari setiap perselisihan dan pertengkaran. Meski aku tak merasa.
Tapi ....
Lihatlah aku sekarang, aku begini karna aku ingin mandiri. aku bisa menjadi manusia seutuhnya. Yang tak selalu manja dengan tangan meminta. Meski semua itu hanya fana. Kebohongan semata. Semua yang kulakukan, memang benar; tapi belum berhasil... Hingga terpaksa ku akui... Aku ingin pulang. Dan memelukmu penuh kerinduan. Penyesalan. Kekalahan.
(Kuakui sebuah kesalahan, kucari tau sumber kegagalan. Saat itulah ku maknai ketulusan dan kesederhanaan dengan rasa yang tak lepas dari campur tangan Tuhan)
Aku sayang kamu... ..... ....
Meski kau tak bisa membaca tulisanku, tapi percayalah... Aku selalu menyayangimu. Ibu.
Komentar
suka banget. puisinya
suka banget. puisinya menyentuh.
indah nian
sebentuk prosa yang lumayan menawan
Tulis komentar baru