: catatan terakhir tentang Nai
adalah rindu, Nai, segala tunas-tunas yang mengelupasi permukaan batang tapi bukan hasil stek-an yang menyisipi setiap yang terbelah lalu menyatu
adalah cinta, Nai, segala mahkota yang mekar menebar segala wangi ke relung-relung jiwa, ke palung-palung hati terdalam hingga membuncahlah sepetik rasa
adalah kenangan, Nai, segala yang gugur meski dengan terpaksa atau dipaksa-paksakan dan kita adalah sepetik kuasa tanpa diberi kuasa
adalah sesal, Nai, segala yang rubuh belum saatnya itu tapi getaran-getaran yang menyengat tak mampu dibendung oleh kita yang tanpa kuasa
sekali lagi kau kukenang, Nai, setidaknya semua tetap ada meski entah milik siapa milikmu milikku milik kita atau kita tutup saja cerita yang itu lalu mengisahi episode baru pada lakon berbeda
sekali lagi kau kukenang, Nai, tentang goresan-goresan yang mengukir rupamu atau tentang lisan-lisan yang menggelincir atau juga tentang lakon-lakon tak berterima
sekali lagi kau kukenang, Nai, detik-detik mengecewakan telah menanggalkan segala simpatik dan air mata yang jatuh itu hingga kau bersinggasana di pelaminanmu akan coba kutebus dengan melewati hari tanpa rupa baru
sampai jumpa lagi pada lain kesempatan
Andam Dewi
Jum'at, 8 Agustus 2014
Pukul 02.30 WIB
KUKENANG LAGI KAU SEKALI LAGI, NAI, SETELAHNYA SEMUA ADALAH MILIK-NYA
- 4854 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru