Mata tersilet akan silaunya sinar di depan
Asap-asap kejam dari perut asbak
Memasuki celah imajinasi yang masih perawan
Tak ada gairah, memaksaku terjebak
Siluet ini mengikuti dari belakang
Dalam keluasan ini aku tersesak
Akan kebencian sejuta warna yang mengangkang
Kusutnya tali untuk mengikat sepatu emosi
Sulit rasanya sekarang untuk bermain
Dengan telanjang, melukis dan menari
Bias dari sinar fana maha gila, aku tak ingin
Aku benci di antara, aku benci kebijaksanaan ini
Aku benci udara, aku benci bunga!, aku benci hijau
Dengan merdeka, aku teraniaya dalam luasnya introspeksi
Debu-debu kristal menggentayangi dengan sendu-malu
Waktu dan ruang berhenti, tak ada yang ku temui
Komentar
luar biasa indah sekali
luar biasa indah sekali
makasih . . .
Terima kasih atas apresiasinya...
Tulis komentar baru