Betapa keras dan panjang perjuangan menggapaimu
Hanya untuk mendapatkan seulas senyummu, negriku
Sepanjang siang, sepanjang malam, dan sepanjang waktu
Kami berada di jalan setapak tempat kesetiaan hati tertuju
Kepadamu, asa kami mengejar di sepanjang liku-likunya
Dan kami selalu kembali dengan hati lelah karena kecewa
Pada tanggal 21 mei 1998, sesaat senyum itu hadir
Kau tatap genangan darah yang menodai jalan terjal tiada akhir
Meski hanya sekilas, namun senyummu itu membuat hati bahagia
Membuat dunia berubah, dan kulihat pintu-pintu pikiran terbuka
Darah yang tertumpah dan menggenang, yang menodai bebatuan jalan
Tiba-tiba bangkit dari kesia-siaannya dan menjelma serupa bayangan
Wajah-wajah mereka yang telah tiada, ikut tersenyum menyambut harapan
Senyum reformasi, laksana hujan yang membangkitkan hijau rerumputan
Tersenyumlah negriku, senyummu itu laksana bunga yang senantiasa ditunggu
Mawar bijak bestari yang ditanam oleh tangan dingin pemangku amanah negriku!!!
Komentar
Tulis komentar baru