Wahai anak negri, tanah kelahiranku
Bangun, bangunlah!!!
Seratus tahun telah berlalu!
Musim telah silih berganti datang
Banyak kumbang telah bergantian hinggap di taman milik kita
Menghisap habis sari-sari bunga yang tumbuh di sana
Sementara madunya dibawa pergi entah ke mana
Lihatlah rumah kita
Atap genting , kaca-kaca, jendela, pintu, dan lantai
Serta semua perabotan milik kita telah kusam dan berdebu
Bahkan beberapa diantaranya telah menjadi lapuk dimakan rayap!
Bangun, bangunlah!!!
Seratus tahun telah berlalu!
Bangunlah dari lelap tidur panjangmu!
Singsingkan lengan bajumu, satukan langkah
Satukan hati satukan pikiran kita
Berjuang bersama menegakkan harapan
Membangun kehidupan baru 'tuk meraih masa depan!
Lihatlah matahari pagi telah meninggi di atas kepala
Globalisasi telah tumbuh menyemak di lahan milik kita
Berbagai tanaman di ladang dan kebun milik kita terlihat kerdil
Karena kita telah lalai merawatnya!!!
Komentar
mantap
suka sekali puisi ini
jangan sampai kita mengagungkan budaya asing yang datang dari luar sementara menganggap rendah warisan budaya kita sendiri
Terima kasih...
Terima kasih Pujangga Sunyi...puisi ini sekedar menggugah dan mengingatkan agar kita tidak lelap tertidur saat dunia berubah begitu cepat, termasuk didalamnya menjaga budaya bangsa.
Beni Guntarman
Tulis komentar baru