selalu aku kembali kesini, selalu
kembali ke bukit yang terbakar dalam basah
di telaganya mandi keringat ketika berendam, dan
sungguh luar biasa cintaku dibakar tak hangus-hangus
sedih hilang sirna gembira lenyap musnah
jauh entah dimana dekat mengapa tiada
mati rasa asam tak kecut garam lagi asin
telur lebur menjadi daging dan bulu indah
menjadi tulang menjadi sumsum patuk dan mata
lapar tak hendak bersanding kenyang tak ingin
selalu aku kembali kesini, menunggu
dalam senang susah kematian untuk hidup yang indah
di untaian waktu yang menjadi diriku,
menyaksikan papan dan kafan teronggok pasrah
202002231416_Kotabaru_Karawang
Komentar
Tulis komentar baru