kudustai akalku untuk hasratku
kurangkai bilah baja pemagar rasa ini
karna aku tau rasa ini bukan hiasan melainkan ujian untuk hasratku
diantara kemelut liang neraka dan surga aku merindukanmu
kusimpan rapi sebagai cambuk atas khilafku memimpikanmu
mencoba ikhlas walau tak akan mungkin pernah
senyum itu telah menjelma menjadi siksa
telah cukup rasanya kunikmati senyum terindah pahatan sang Maha
tak perlu lukiskan arti snyum itu pada awan
karna indah tkan terwujud untuk mu di bawah payungku
tak perlu menatap lagi
sekali lagi maaf khilafku telah mencuri senyum itu pada pandanganku
Komentar
Tulis komentar baru