Tuhan telah mati...
kabarkan itu pada orang tua di dasar peraduan terdalam
sampaikan pesanku untuknya
mereka.. para penerusnya telah membunuh Tuhan
kenapa?
kenapa dia belum juga bangkit?
seharusnya dia kembali, kembali meluruskan takdirnya
seharusnya dia tak mati dan menyempurnakan tulisannya
ahh dasar orang tua.. membusuklah...
kurirmu tak sigap
mampu memaknai tutur mu namun tak bisa bisikan pesanku kepadamu
hai orang tua dengarlah umpatku...
Tuhan telah mati...
para penerusmu membunuhNYA...
lembayung memerah di garis mata
air mata menguap melebur di atsmosfir
teriakan tajam menyayat langit
sahut menyahut mengiris perih
menumpahkan darah segar nan harum
tak ada pemakaman untuk rasa
dehidrasi melanda Iman dalam nyata
mereka tak ingat lagi siapa dirinya
mereka lupa Hikayat penciptaan
mereka tanpa warna dan hitampun semakin memekat
gadaikan jiwa kepada raja lalim
dan setan tak lagi tertawa, mereka terbahak
mereka bersantap ria melahap Iman yg telah mereka beli
nilai mengalahkan moral
tujuan yg jelas diatas titian paku
menapak cepat mengalahkan waktu
semua halal tanpa batasan
Tak ada lagi Tuhan disini,
dan orang tua itu pun telah mati
Tuhan Telah mati di hati mereka...
mereka membunuhnya.
Aku bukan kalian
Akulah yg mengeja sambil terbata
yang aku tahu hanya A sampai Z
Akulah adalah UTUH, Akulah Pribadi, (Inilah kesombongan)
dan Akupun menguap, dinding kesombongan ku telah hancur
Tuhan menyelamatkan aku... Tuhan hidup di hatiku...
Bagaimanakah nasib orang tua itu?
bagaimanakah kabar penerusnya?
(Tulisan ini berkaitan erat dengan tulisan "Orang tua itu telah mati" dan "Aku bukan kalian")
Padang 24 maret 2012
Komentar
Tulis komentar baru