Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
Pada sebuah mimpi: Sang kehidupan memainkan iramanya Kadang sebuah harmoni, kadang pula dengan kekacauan Ada yang tertawa-tawa Ada pula yang menangis penuh kesedihan
Komentar Terbaru