Skip to Content

Yang Tercinta (kumpulan surat 1417-1418)

Foto Muhammad Nadjib Sadjak

Seperti kebisuan alam  yang menyiratkan kekaguman

Seperti bulan yang berhias bintang geminta malam

Kecantikanmu

Adalah sebuah kebungkaman

Kecantikanmu

Adalah sebuah keindahan

 

Seperti tinggi langit yang tak terbatas

Seperti dalam bumi yang tak terukur

Kecantikanmu

Adalah pengetahuan

Kecantikanmu

Adalah sebuah pencarian

 

Seperti gelam malam yang menghalangi pandangan

Seperti debur ombah yang hancurkan karang

Kecantikanmu

Adalah sebuah penalaran

Kecantikanmu

Adalah sebuah ketakutan

 

Seperti matahari terbit di pagi hari

Seperti matahari terbenam di sore hari

Kecantikanmu

Adalah sebuah kehidupan

Kecantikanmu

Adalah sebuah kematian

 

 

(Iffatul Maula, 1418)

 

 

 

 

Mataku telah memandangmu

Tapi aku tak merasakannya

Hatiku yang berkata

"apakah yang bergejolak"

Diriku membisu

Diam tak bergerak

Hatiku berguncang

Kencang tak terarah

Aku terpesona

Aku terlena

 

Kini perasaan aneh menghampiriku

Perasaan yang selalu dating kejendela hatiku

Yang membisikkan kata-kata indah dan yang menggetarkan kalbu

Perasaan yang muncul

Saat aku memandangmu

Saat aku mengkhayalmu

 

 

(Iffatul Maula, 1418)

 

 

 

Untuk kesendiranmu yang telah melukai hati, menyiksa hari-hari dan yang membuyarkan segala mimpi

Biarlah menjadi kenangan tanpa penyesalan diri

Yang pergi biarlah berlalu

Hilang bersama sang waktu

Dan engkau hanya sesekali mengingat

Dan selamanya melupakan

 

Untuk kebersamaanmu yang akan menghibur hati, mengisi hari-hari dan yang membangkitkan segala mimpi

Biarlah menjadi tujuan dalam diri

Yang datang biarlah berjalan

Ada bersama harapan

Dan engkau hanya menjalankan

Dengan hati seriang awan

Sebab hari ini dan hari esok

Akan lebih baik dari hari kemarin

 

(Nur Jannah, 1418)

 

 

 

 

 

Engkau harus tahu;

Bahwa seperti malam yang berhias bintang dan bulan

Itulah keindahanmu

 

Bahwa seperti alam yang sunyi senyap

Itulah keheningan jiwamu

 

Dan bahwa seperti malam yang membelai mesra alam

Itulah kelembutan hatimu

 

Dalam dirimu ada rahasia malam hari dan kesejukan pagi hari

 

Dalam dirimu tersembunyi jawaban dan pertanyaan hari

 

Dalam dirimu tumbuh segala harapan dan impian

 

Engkau adalah kesunyian

Yang penuh dengan kedamaian

 

Engkau adalah kebungkaman

Yang penuh dengan kebahagiaan

 

Engkau adalah malam

Yang penuh dengan penalaran

 

(Nur Jannah, 1418)

 

 

 

 

 

Hari ini …

Kuurungkan niat untuk berjumpa pada kekasih tercinta

Tiada sesal yang ku rasa

Justru kebahagiaan yang ada

Kerinduanku akan bertambah

 

(Nur Jannah, 1418)

 

 

 

Dalam pandanganku;

Engkau adalah karya seni yang indah

Yang menyiratkan sejuta rahasia

 

(Nur Jannah, 1418)

 

 

 

 

 

Aku ingat hari ini;

Saat aku bersama denganmu

Adas kesan yang mendalam yang muncul dari dalam dirimu

 

(Nur Jannah, 1418)

Ada perasaan istimewa dalam diriku terhadap dirimu

Hanya sebatas diriku dan dirimu

Kau adalah teman

Yang selalu menemani dalam setiap langkahku

Menghiburku kala hati gundah

Dan yang memberi semangat untuk tidak berputus asa

Engkaulah yang paling mengerti aku dan memahami rahasia hatiku

 

(Rita Sugiarti, 1418)

 

 

 

Seindah jiwamu

Sedamai hatimu

Itulah cintaku

Seperti kebisuan alam yang diam

Namun …

Mengandung arti yang dalam

 

(Ng. Nia 1418)

 

 

 

Kiranya engkau tahu kecantikanmu;

Engkau ibarat pelangi di senja hari

Yang hadir setelah langit membasahi bumi

 

(Ng. Nia 1418)

 

 

 

Dia yang bersuka cita

Ketika bersama

Dan dia yang merana

Ketika berpisah

Dialah yang mempunyai cinta

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Cinta begitu aneh untuk difahami

Karena keluasannya yang tak terbatas

Hanya secuil isyarat-isyaratnya

Yang mampu dimengerti oleh pecinta

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Cinta telah menjadikan pecinta sebagai penyair

Dan yang dicinta sebagai syair

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

Kecuali cinta itu sendiri

Semuanya tidak berarti

Hanya sekedar symbol pemanjaan diri

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Cinta itu rasa abstrak

Yang menari-nari di dalam hati

Yang setiap saat bisa lepas kendali

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Berikan dia cinta

Agar apinya tetap menyala

Dan bila tidak mampu

Setidaknya berikanlah dia harapan

Lalu kepastian

Itu lebih baik dari pada padam selamanya

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Ikatlah aku

Dengan tali cintamu

Tawanlah aku

Dalam peluk rindumu

Biar jiwaku yang kaku mencair bersamamu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Bila cinta adalah kehidupan para kekasih

Bagaimana mungkin kekasih hidup tanpa cinta

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Cinta itu

Kesengsaraan yang membawa kehidupan dan kematian

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

 

 

Permintaan dalam do'a

Dari mulut pecinta adalah;

Kesejahteraan cinta dalam jiwa kekasih

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Aku percayakan hati

Tuk memilih pada dirimu yang terpilih

Maka mintalah pada hatimu

Tuk  pilih siapa yang kau pilih

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Memandang kekasih

Tak ubahnya memandang sinar dalam kegelapan

Kegelisahan dan keputusasaan

Hilang dalam rangkulan kebahagiaan

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Saat memandangmu

Ada kebahagiaan dalam jiwaku

Tak tahu pesona apa yang meliputimu

Hanya sebuah keyakinan

Bahwa itu adalah;

Kecantikan jiwamu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Aku hanya mempunyai satu hati

Dan tak dapat terbagi-bagi

Cintaku hanya Satu

Dan jangan kau ragu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

Bila tak pantas untuk mencinta

Baiklah kita mengaguminya

Tapi bila hati berkata cinta

Maka katakanlah yang sejujurnya

Sebab cinta tidak menuntut sama

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

Kiranya cobaan apakah

Yang dapat mengalahkan para kekasih

Bila penderitaan adalah sahabat karibnya

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Kau berpaling dariku

Seolah tiada mengenaliku

Tapi aku tahu

Dari kemarahanmu adalah bukti cintamu padaku

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Betapa bisa mulut ini terkunci

Ketika berhadapan dengan kekasih

Tapi kebisuan ini

Telah melebihi kata-kata

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Senyummu adalah kehidupan

Maka tebarkanlah ke semesta alam

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Bila sayap cintaku patah

Ku ingin kau membalutnya dengan cinta

Dan jiwamu yang perasa

Kuingin kau menyentuhnya

Hingga jiwaku yang kaku

Mencair bersama cintamu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

Pandanglah aku dengan menutup mata

Dan dengarkan suara hatimu

Semoga lagu jiwaku

Bersemayam dalam benakmu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

 

Biarkan aku dalam kesendirian

Kala kabut melanda jiwa

Dan tolong

Jangan acuhkan aku

Kala kabut sirna dari jiwa

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Dalam diriku kita ada cinta yang nyata

Yang dengannya kita bisa menangis dan tertawa

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Aku mencintaimu dengan tanpa sebab

Yang bila sebab itu hilang

Dapat memudarkan cintaku

Aku mencintaimu dengan hatiku

Dengan jiwa dan ragaku

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Bukan karena yang tampak oleh mata

Aku mencintaimu

Tapi lebih dari sekedar aku mencintaimu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Sekulum senyummu

Lebih berharga dari seribu hariku dan harimu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Kekaguamanku terhadap dirimu

Bersumber dari ketulusan hati dan jiwa

Dimana keindahan yang nyata

Hanya melintas pada jiwa dan hati pecinta

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

 

Fikiran dan hatiku berpendapat sama tentang dirimu

Antara jiwamu dalam ragamu

Dan hati dalam sukmamu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Kali pertama dalam kesadaranku

Aku mengigau

Bahwa kekayaan dalam dirimu

Adalah pesona jiwamu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Kau bukakan tabir penghalang

Di antara jiwa-jiwa

Dan menuntun dia menjadi pecinta

Mengisi hari-harinya dengan setia

Dan cinta yang kau getarkan

Menjadikannya seorang pemabuk

Yang setiap dari nafasnya berhembus kerinduan

Dan setiap pandangannya terlihat keindahan

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Hatimu telah aku jaga dengan cintaku

Dan aku minta;

Jagalah pula dengan cintamu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Walau cinta sering tumbuh

Dan tiadapun yang dapat memadamkanya

Tapi wajahmu

Adalah cahaya yang memadamkan segala cahaya

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Ada hasrat untuk selalu bersama

Kala kedekatan tiada

Dan tiada kata berpisah

Kala kedekatan tiba

Malaah inilah yang membuat aku tidak menjahuinya

 

(Miftahul Afifah, 1417)

Jika saja kau buka jiwamu

Dan membiarkan jiwaku menyentuhnya

Pasti cinta kan bertemu dan saling berpadu

 

Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Penolakan yang baik adalah;

Jika kau menyanyikan lagu cinta

Bersama dia yang terluka

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Setelah aku berbicara denganmu

Aku faham dengan sebenar-benarnya

Bahwa hubungan di antara kita

Adalah suatu hal yang istimewa

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Aku membayangkan;

Suatu hari diriku dan dirimu

Bersama-sama di suatu taman yang indah

Yang di sana terdiri rumah mungil yang penuh dengan bunga-bunga

Dan kita duduk berdampingan

Melihat anak-anak kita bermain

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Ada kerinduan di dalam dada

Pada kekasih tercinta

Saat jiwa merasa sendiri

Dan tidak berjumpa

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Ketika engkau berjalan di antara para wanita

Pandangan hanya tertuju pada langkahmu

Seakan-akan dirimu menutupi mereka dengan langkahmu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

 

Aku tuturkan yang seharusnya aku katakan Tentang keindahan dalam dirimu

Agar engkau terjaga dalam kesadaranmu

Dan mampu menangkap rahasia jiwamu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Aku biarkan jiwaku beryanyi

Mengikuti lagu jiwa

Bersama irama-irama indahmu

Menuturkan sebuah kisah tentang cinta dan kerinduan

Lalu aku sampaikan padamu

Supaya menjadi sesuatu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Tahukan dirimu

Dalam kesendirianku ?

Ketika diriku berada di antara ruang-ruang kegelapan

Ku terbangkan sayap khayalku untuk mencapai dirimu

Dan sungguh ..

Engkau adalah cahaya

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Aku tidak bisa menyembunyikan rasa cintaku terhadap dirimu

Seperti halnya bintang-gemintang yang tak sabar menunggu malam

Untuk berhias bersama bulan

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Cinta mampu memperlihatkan keindahan dirinya pada diri sang kekasih melalui bibir sang pecinta

 

Bila dua orang saling mencinta

Bukan hanya sang pecinta yang mampu melihat keindahannya

Tapi juga orang yang melihat keindahannya

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Ada sesuatu dalam dirimu yang menarik untuk dihayati

Yakni; kecantikan jiwamu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

Ada kebahagian dalam hari-hariku;

Ketika aku berhadapan dengan dirimu

Dan ketika aku berkhayal tentang indahmu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Di antara yang terindah

Engkaulah yang paling indah

Seakan-akan dalam dirimu

Segala keindahan bersatu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Berdirilah di depan cirmin

Dan katakanlah pada dirimu;

Aku adalah keindahan di antara keindahan-keindahan yang dicipta oleh keindahan untuk sebuah keindahan

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Kuyakinkan dirimu;

Bahwa cinta yang tumbuh dalam hatiku

Bukanlah sekedar rasa biasa

Yang dapat hilang saat aku memejamkan mata

Cintaku adalah impian yang tak pernah lekang dari ingatan

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Tiga tahun dari umurku

Telah aku habiskan untuk mencintai dan merindukanmu

Tiada keraguan dalam hati untuk tetap mengharapmu

Bahkan keyakinan akan cintamu

Akan selalu membawaku dalam ingatanmu

 

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Aku percaya dengan kekuatan cinta

Dan aku percaya;

Kalau keyakinanku atas cintamu

Akan membawamu dalam pelukanku

 

(Miftahul Afifah, 1417)

Aku percaya pada cinta yang kurasa

Yang memberi jalan antara jiwa dan jiwa

Dengan kesadaran aku berkata;

Begitu kuat cinta yang kumiliki

Dan begitu banyak rindu yang meliputi

Hingga keduannya

Menjelma menjadi sesuatu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Kau berhak memilih untuk jiwamu

Siapa yang kau pilih

Dan mengacuhkan bagi jiwamu

Siapa yang kau acuh

Tapi biarkan jiwaku memilih dirimu

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Sedikit perhatianmu

Mungkin akan menjadi obat

Pada dia yang terluka

Di saat kematian mendekatinya

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

 

 

Telah kubutakan mataku untuk tidak melihat

Kutulikan kupingku untuk tidak mendengar

Dan telah ku bungkam mulutku untuk tidak berbicara

Agar cintaku padamu

Tidak berubah sedikitpun

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Diammu memberi arti

Pada setiap pertanyaan hati

Dan jawaban yang kunanti

Akan muncul di pagi hari

Setelah melewati malam yang sunyi

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Dalam jiwaku

Ada seribu bahasa yang tak mampu kuungkap dengan kata-kata

Namun …

Bila hatimu dapat mendengar suara hatiku di keheningan malam

Maka akan aku sampaikan kebisuan jiwaku

Pada angina yang berhembus

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Cinta adalah masalah hati

Dan apa yang dikatakan hati

Adalah kebenaran itu sendiri

Bila hatimu harus memilih dia untuk tentramkan jiwamu

Maka jangan kecewakan hatimu

Sebab hati adalah keutuhan jiwa

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

Aku tidak bisa membaca kebisuan jiwamu dengan isyara-isyarat langkahmu

Maka ketakanlah yang sebenar-benarnya

Tentang apa yang kau rasa

Sehingga kebisuan jiwamu

Mampu aku terjemahkan dalam bahasa jiwaku

 

(Miftahul Afifah, 1417)

 

 

 

 

Hai manis …

Sesungguhnya engkau telah membunuhku

Harapan yang kau berikan

Membuat hatiku terlunta-lunta

Demi Allah …

Aku sudah faham

Tapi kelembutanmu membuat aku tertawan

 

Haruskah aku menghitung hari

Sementara yang dinanti tiada pasti

Dan kepastian apa yang aku cari

Sungguh …

Inilah yang membuat aku tersiksa

 

(Miftahul Afifah, 1417)

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler