Skip to Content

puisi by beni guntarman

KUPU-KUPU MALAM

                                    (1)

Langit ini langit kota, langit malam terbelah dua

Keranjang Sampah

Kalau tuan dan puan suka dengan drama sejarah

Carilah naskahnya di dalam keranjang sampah

Keranjang sulap milik sutradara negri bedebah

Dewan Tikus

Kalau kami teriaki tikus

Karena tuan dan puan memang rakus

Selalu bicara tentang sistim yang bagus

Lalu diam-diam janji ketemu di luar bawa kardus

 

Alam Menyapa

O alam menyapa

lewat derasnya butir-butir hujan

lewat kencangnya hembusan angin

lewat kilat petir yang bersahut-sahutan

 

O alam menyapa

Membakar Sunyi

Aku membakar tubuh sunyi ini malam

dengan bara api matahari yang kukumpulkan siang tadi

menyiraminya dengan minyak zaitun yang terbaik

 

Pertemuan Dua Laut

Suatu waktu, di suatu tempat pertemuan dua laut

Seorang sufi duduk menyendiri di tempat sunyi

Duduk di atas sebongkah batu hitam

NEGARAWAN

Negarawan,  seorang pemimpin besar bagi bangsaku

Selalu hadir kala orang ramai membutuhkannya

Jelas kapan datangnya, jelas apa yang diperbuatnya bagi negara

 

Hanya Sebatas Asa

Sebatas asa aku berharap

Karena jangkauan tanganku tak mampu menjangkau

Karena langkah-langkah kakiku tak mampu mengejarmu

 

Sebatas asa aku berharap

Cermin

Dihadapan wajah-Mu

ada dan tiada menjadi musnah

 

Wujudku ada karena wujud-Mu

Maka hanya Engkau saja yang Wujud

 

Jam Dinding

Malam sunyi malam berdetak 

Suara jam dinding berdetak-detak

Detik detik waktu terasa menghentak

 

Entah seberapa lama ia telah berlalu

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler