Skip to Content

puisi kritik politik

Serigala Jalanan

Menatap Liar

rezim dan kutu-kutu

sebagai musuh

 

Tak ada tirai

'tuk berlindung dari terkutuk

mereka 'kan lapuk

 

Kecemasan Otak Pinggiran

Ketika maha bangunan putih berdiri kokoh

Diarsiteki rezim 'tak bernilai, penuh dusta

Mereka di bawah terik surya menyengat

Terkadang hujan dingin tak' bersahabat

N.O.L

Demikian lah mereka mengerti.. atas pandangan dan tujuan

Dalam kehidupan tanpa arti.. dari palsunya ilmu pengetahuan

Memang hidup tak’ sesederhana.. paham dan kedalaman filsafat

SRIGALA BERBULU DOMBA

Orang bilang engkau jinak bagaikan seekor merpati

mudah didekati untuk menyampaikan aspirasi banyak hati

 

dan ada juga yang bilang engkau bagaikan rusa liar

REKAYASA GENETIKA

Pelangi perubahan jatuh di atap gedung senayan

Gedung bundar tampak megah itu bergetar kuat

Lalu gedung beserta isinya berubah jadi warna-warni

PAPAN CATUR

Kotak-kotak papan catur

medan pertempuran putih lawan hitam

bidak-bidak dikorbankan demi perjuangan

para perwira bergerak taktis menyusup ke pertahanan lawan

Lidah Bagai Pedang

Duhai penikmat kekuasaan

dibalik kesantuanmu, bagaikan sebilah pedang

lidahmu tajam menghujam kedalam dada

kami yang dulu berjuang demi perubahan nasib bangsa

Negri Tumpukan Arang

Patah arang

Arang patah

Tak mungkin menyatu

 

Kubur nafsumu tanpa nisan

Kubur kepongahanmu tanpa tabur bunga

Pohon Angin

Wahai paduka yang mulia

mohon jangan ditanam pohon angin di pekarangan singgasanamu

karena ia akan tumbuh membesar berdaun awan berbuah badai

 

Penari Topeng 2

Pagi mulai merekah, pecah kesunyian oleh suara gaduh

dan ocehan para penari topeng

mereka tengah mabuk, semalam suntuk bermabuk ria

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler