Menatap Liar
rezim dan kutu-kutu
sebagai musuh
Tak ada tirai
'tuk berlindung dari terkutuk
mereka 'kan lapuk
Ketika maha bangunan putih berdiri kokoh
Diarsiteki rezim 'tak bernilai, penuh dusta
Mereka di bawah terik surya menyengat
Terkadang hujan dingin tak' bersahabat
Demikian lah mereka mengerti.. atas pandangan dan tujuan
Dalam kehidupan tanpa arti.. dari palsunya ilmu pengetahuan
Memang hidup tak’ sesederhana.. paham dan kedalaman filsafat
Orang bilang engkau jinak bagaikan seekor merpati
mudah didekati untuk menyampaikan aspirasi banyak hati
dan ada juga yang bilang engkau bagaikan rusa liar
Pelangi perubahan jatuh di atap gedung senayan
Gedung bundar tampak megah itu bergetar kuat
Lalu gedung beserta isinya berubah jadi warna-warni
Kotak-kotak papan catur
medan pertempuran putih lawan hitam
bidak-bidak dikorbankan demi perjuangan
para perwira bergerak taktis menyusup ke pertahanan lawan
Duhai penikmat kekuasaan
dibalik kesantuanmu, bagaikan sebilah pedang
lidahmu tajam menghujam kedalam dada
kami yang dulu berjuang demi perubahan nasib bangsa
Patah arang
Arang patah
Tak mungkin menyatu
Kubur nafsumu tanpa nisan
Kubur kepongahanmu tanpa tabur bunga
Wahai paduka yang mulia
mohon jangan ditanam pohon angin di pekarangan singgasanamu
karena ia akan tumbuh membesar berdaun awan berbuah badai
Pagi mulai merekah, pecah kesunyian oleh suara gaduh
dan ocehan para penari topeng
mereka tengah mabuk, semalam suntuk bermabuk ria
Komentar Terbaru