Patah arang
Arang patah
Tak mungkin menyatu
Kubur nafsumu tanpa nisan
Kubur kepongahanmu tanpa tabur bunga
Kubur keserakahanmu di makam waktu
Angin perubahan musim mematahkan dahan muda
Angin pancaroba menggugurkan bungamu sebelum mekar
Angin perubahan politik menggugurkan putik buahmu sebelum berguna
Reranting patah pun menghitung tahun-tahun berlalu
Dedauan membusuk di bawah naungan pohonmu nan rindang
Pepohonan masa depan tumbuh merana di halaman rumahmu nan subur
Kuntum bunga layu menjadi air
Reranting patah menjadi tumpukan arang
Arang dan air menyatu menjadi coreng muka
Bagimu yang berdiri kokoh di tangga istana
Bagimu para anggota dewan di ruang sidang yang megah
Bagimu para pemegang amanah negri tumpukan arang
Lihatlah pada cermin, wajah kita hari ini:
"Arang telah menjadi coreng muka
Pada cermin terlihat gores-goresnya di wajah kita!!!"
Komentar
mencorengi wajah kita..
negri tumpukan arang ini, dalam kuntum lelayunya.. dalam gemeretak ranting yang telah menjadi arang.. dan dalam kepongahan penguasanya..
..
mencorengi wajah kita..
bagus bang Beni Guntarman.. potret negri yang tercoreng karena ulah para pemimpinnya..
pas sekali...
Pas sekali bung! Terima kasih atas apresiasinya.
Beni Guntarman
Tulis komentar baru