Skip to Content

Puisi

Jalanku Jalan Ibu

Ini jalan yang dulu ibu lalui
jalan yang tampak rapi di kejauhan
"Awal langkah ibu begitu yakin" katanya

Diam ibu sejenak
dan tampak sebuah raut lain

Si Penasehat Yang Terabaikan

Obrolan hati yang terabaikan namun tak pernah sedikitpun ia membenci tuannya

Dalam kenyataan insan lebih memilih cintanya daripada segumpal penasehat setia itu

karena kau

karena kau

begitu indah seperti pasir putih

yang bisa aorang sengsara karena kau

bukan itu saja

bahkan bisa juga di balik jeruji-jeruji

sebelum berakhir

kau lempar senyum

aku tertunduk dengan penuh tanya

kau lempar kata

aku tak dapat berkata

mungkin aku tak paham

kau tak berkata

belum ada

belum ada

yang terlukis dalam benakku

apa yang kan ku katakan

belum ada

memang aku

belum ada

hanya mengada ada

apa yang ada

duka

duka ketika besedih

bila ada asa yang ku rasa

suka ketika gembira

bila mendapatkan berita

 

. . . !!

Pada bibit-bibit detik yang tumbuh menjadi
jam,bulan dan tahun,telah kutorehkan luka
yang meneteskan lahar beku

di setiap
dinding antara sya'ban dan ramadhan

Menyapa Suara Hati

menyapa

suara hati yang berhenti bernyanyi

lantaran kita sering memakinya

 

menyapa

tiada jawab, menjadi resah menanti

Tuhan Ada Dimana-mana

Tuhan
ada
dimana-mana
tak terbatas
ruang
waktu

Tuhan
ada
dimana ?

mana?
Bila tanyamu

Tuhan,
dimana-mana
ada?

Puisi-puisi Odi Shalahuddin

Puisi-puisi Odi Shalahuddin

oase.kompas.com - Memendam malam, bangkitkan matahari, padahal waktu baru tunjukan 00:00, tentu upaya sia-sia, walau dengan doa, sebab irama, memang begitu adanya. Saat tidur, istirahat, jangan mengada-ada. Bila engkau takut kegelapan dan kisah tentang pertengahan malam, yakinkah pula dirimu tentang dahsyatnya 1/3 malam bila dirimu hendak bersapa dengan Tuhan dan mematangkan jiwamu.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler