Obrolan hati yang terabaikan namun tak pernah sedikitpun ia membenci tuannya
Dalam kenyataan insan lebih memilih cintanya daripada segumpal penasehat setia itu
Walau tanpanya manusia hanya seonggok daging tanpa perasaan
Lihatlah
Di negeri tercinta ini terlalu banyak kebijakan dari wajah – wajah yang tak dikenal bijak
Negara yang dikatakan merdeka itu,
Namun masih banyak rakyatnya yang terpenjara dalam rumah, dan
Tak sedikit pula yang membangun rumah didalam penjara
Akhirnya tubuhku berdiri ditengah – tengah ladang edelweis
Dimana jiwaku menyatu dengan hati, berkolaborasi dalam Cinta
Saat itu pula jiwaku bertanya – tanya, siapakah perempuan itu?
Tak perlu takut kawan, hatiku bicara menenangkan
Hembusan angin dingin menyeleksi alam, siapa gerangan yang kokoh disana
Bukanlah sebuah persaingan, bukan pula sebuah keberuntungan,
Melainkan sebuah kepastian yang terancang dengan rapihnya
Seperti burung – burung dengan bulu tebal
Dan seperti pohon – pohon dengan gaya penyesuaian dirinya
Sungguh merupakan sebuah perencanaan Agung
Yang jiwa ini tak mampu menalarnya, namun hati mampu merasakannya
Tak perlulah putus asa ketika yang menurutmu terbaik untuk hatimu itu hilang
Dan jangan pula bersedih jika yang mulai kau harapkan itu pergi
Cukup menjadikan mereka contoh setiap yang akan singgah di sana
“Karena setiap hati manusia sudah terukir nama pasangannya”
Komentar
Tulis komentar baru