Dan sepiku telah kau curi,
kuharap tidak akan kau kembalikan lagi,
hingga raga ini berselimut bumi.
Ibu,
pada setiap lembaran uang pemberianmu,
terselip rasa takutku akan sesuatu,
aku takut tak bisa sepertimu,
kelak membantu suamiku menghidupi anak-anakku.
Ku sadari
Diriku telah lama mati
Kau tinggal pergi
Ku sendiri
Menikmati indah malam ini
Tanpa kau temani lagi
adalah mimpi
Kau kembali
Kasih
Apa bila ada
Bintang jatuh disana
Pastikan ku berharap
Pastikann ku berdoa
Untuk sebuah kata
Aku lupa tlah memegang cahaya,
Mengabaikan langit tenggelam dalam senja,
Kalut terbalut mendung abu abu,
Hingga bintang lahir disudut matanya,
Jatuh perlahan jauh dari cinta,
Inilah terlambat,
Dan inilah sesal,
bintang jatuh hilang,
dalam ketiadaan
Aku pun berkasih rembulan,
Tiga mantra setan yang terkadang kuulang-ulang Pisau, darah, lelah.
Barulah bisa dinamakan pisau bila dapat mengeluarkan gumpalan darah.
Ah, ternyata itu kamu.
Berdiri diantara rintiknya yang begitu aku sukai itu.
Sejenak aku terpaku.
Kuusap embun jendela kamarku.
Aku tertipu.
Aku hanyalah benci,
yang tak ingin menngantungkan nasip pada seutas tali,
atau hanya sekedar membuat hati tersakiti.
Dan aku hanyalah rindu,
Denmas Asmarandhana
bergetaran pecah
seluruh isi kepalaku
kepalamu
lengan-lengan ingatan
lincah berkepak
dan tak akan pernah kembali lagi hari - hari yg tlah lalu..aq belum mengerti apa yg aku cari..dan aku tak tahu apa yg aku nanti..
Tanyalah tentang penjajahan, pada para babu perempuan,
Komentar Terbaru