BAGAI MIMPI
Oleh: Emil E. Elip.
Sebagian darahku mengalir para pelari gunung
batu-batu kering dan padang sabana Timur
TERUS SAJA BERMIMPI
Oleh: Emil. E. Elip
Mungkin, tinggal “bermimpi” dan “berdoa”
CUKUPKAN KAMI
Oleh: Emil E. Elip
Lepas tengah malam, akhirnya aku putuskan “berdoa”
Tapi entah ini doa atau sekedar mimpi…..
malam ini suaraku harus menggema memenuhi seluruh masjid
tanpa harus dibantu pengeras suara
jika tak kusandarkan pada kekuatan-Mu
SUNYIMU SUNYIKU
Sunyi itu mungkin sengaja kau simpan
Siapa Punya?
suatu hari di sebuah kota yang mati lampu
kaki ini memijak ragu
Terima kasih atas deklamasi rumit yang semesta hantarkan petang tadi
Kala sendu jemari saya mengadu pada kertas lusuh
Menuliskan temu yang berujung semu
pernah aku bertanya dan berkali-kali bertanya
di depan pintu ini sengaja engkau injak kakiku
dari ruang ini engkau selalu memanggilku
dari kursi kerjamu engkau bicara lewat kerling mata
jika hujanpun tak lagi memberi keteduhan
jika tak ada lagi bening pancuran yang menyejukkan
jika malam tak lagi menentramkan
Komentar Terbaru