Luka itu datang lagi.
Warnanya masih hitam
Tetapi ada sedikit warna
Kuning, merah, hijau, biru
Dan beberapa warna lain seperti bercak-bercak
Seorang emak bersungut-sungut menggoreng emping.
“Kenapa, Mak?”
“Empingku mau dibeli pejabat seharga 1 juta sebungkus!”
Buang saja lidahku karena aku butuh itu untuk bicara
Buang saja tanganku karena aku butuh itu untuk menggenggam
Buang saja kakiku karena aku butuh itu untuk melangkah
Tuhan,
Kadang aku datang mengetuk pintu-Mu.
Apakah kau ada?
Karena aku hanya mendapati pintu itu tak bergeming.
Boleh tidak aku menangis?
Mengucurkan air mata darah dan lengking sesak dadaku pada-Mu?
Boleh tidak aku mencela
Maaf, kalau kupecahkan gelas yang kau suguhkan,
Bukan karena aku ingin menyakitimu.
Maaf, kalau kubuang muka ketika mata kita beradu
Dada ini berdebar, Wahai Kekasih
Berdentum-dentum seperti ledakan.
Sedang apa kau, Kekasih?
Sempat kah terlintas sedikit saja serpihan wajahku
Jantungku tertusuk panah.
Ingin aku cabut tapi takut luka
Namun kubiarkan nanti membusuk menjadi nanah.
Apa sih maumu?
Ketika kutanya kau bungkam.
Apa sih pengenmu?
Ketika kubrondong kau tergagu.
Aku akan memilih seorang sahabat sejati
Sebagai pendamping hidupku,
Aku tidak akan mematahkan sayapnya ataupun sayapku
ketika kami harus berada dalam satu sangkar.
Komentar Terbaru