Apa sih maumu?
Ketika kutanya kau bungkam.
Apa sih pengenmu?
Ketika kubrondong kau tergagu.
Kau hanya bisa menangis dan menyalahkan waktu yang menyesatkanmu
Pada lorong ini.
Seharusnya kau sadar kita sama-sama tersesat.
Kenapa harus malu untuk bertanya atau bersandar padaku?
Kenapa harus takut penilaianku terlalu buruk padamu?
Kalau ternyata kau memang buruk rupa, buruk langkah
Dan buruk praduga.
Jadi saja seperti apa yang seharusnya kau ingin jadi.
Prasangka itu hanya ada di kepalamu.
Hapus saja kalau kau anggap itu tidak berguna.
Bereskan?
(Jambi, 6 September 2003)
Komentar
Tulis komentar baru