Kemarin aku perempuan,
Dulu sekali aku pun perempuan,
dan hari ini aku juga masih perempuan.
Jadi tidak salah kalau tindak lakuku
harus seperti perempuan.
Lima atau sepuluh tahun tidak akan
merubah diriku sebagai perempuan
yang seharusnya bertindak sebagai perempuan.
Walau aku sadar aku semakin lelah
menangisi segala sesuatu rasa dari keperempuananku.
Mungkin bisa jadi laki-laki sepertimu
menilai aku dan perempuan sepertiku bodoh
dengan segala air mata dan sentimentil
yang kami miliki.
Tapi apa yang membuat kalian laki-laki
selalu menyalahkan keperempuanan kami
yang dulu sangat kalian cintai sebelum
ikatan sepuluh, dua puluh, ataupun
tiga puluh tahun lalu.
Manja kami adalah sesuatu yang kalian sangat rindukan
dulu sekali,
tangis kami merupakan kebodohan yang selalu kalian anggap
cantik dan patut kalian jaga jangan pecah.
Tapi sekarang, semua yang dulu itu tidak lagi sama di mata
kalian. Kalian menjadi membenci apa yang dulu sangat
kalian cintai.
Dulu sekali aku perempuan,
dan saat ini masih tetap perempuan,
dan esok pun demikian.
Apa bedanya aku sebagai perempuan dengan dia
sebagai perempuan karena airmata dan manja
dia juga aku miliki dari dulu sampai sekarang?
Tetapi tetap saja kalian menganggap aku
bukan lagi perempuan.
(Jambi, 26 Juni 2015)
Komentar
Tulis komentar baru