Skip to Content

April 2014

Cik 2

sebelumnya ada dua permohonanku

pertama : kumohon izinkan aku menjadikanmu ibu bagi sajak-sajakku

kedua    : kumohon kabulkan permohonanku yang pertama.

Cik

gerimis apa kabar????

malam mencembung pada ruas-ruas langit saat kutorehkan mimpi yang ku bawa...

kau dan senja terakhir

Re, ada serpihan kaca yang luruh dari pias matamu sore itu.

sebelum jingga memahat riak pada lautan,

kupahat sendu wajahmu pada genangan air yang bersimpuh di kakiku.

PURNAMA DI ATAS SAMUDERA

Anganku menemukan langitnya di matamu

Matamu itu laksana purnama bersinar terang

pulang kerumahMu

isyarat luka berpuncak pada mata

dan hati menipis teriris sisa air mata

lebam pada dada berangsur mempekat

laksana malam yang berenang dalam kesunyian

Sajak Pada Wajah Ibu

//a//

Bu,muara di matamu mengalirkan sungai-sungai cintanya pada waktu.sekecup janji bisu mu mengantarkan anakmu bercakap dengan lamunan hari.

''bagaimana kabar ibu??? ''

Menjelang senja

Normal 0

Malam-malam Re

gemuruh badai memberangus barisan jenjang bukit pualam di tubir-tubir pantai,hujan menderai luka pada tengkuk dan ubun-ubunku,seperti apa jadinya kisah ini jikalau malam itu helaan nafasku tidak membendung aliran rasa dan harapan-harapan yang aku -dan kau- buat pada malam-malam beku bersama deruan angin menarikan nyiur di belakang rumah,semua spontan,aku yang justru membendung seluruh alir

Pesan dari balik jeruji

Dibalik jeruji kupetik sajak untuk kau bawa pulang

Bagikanlah pula untuk anak kita,Ketika dahaga rindu berkubang pada dadanya ,,,

Suapilah ia dengan sajak yang kuberi siang tadi

Bandi

Bandi

Oleh: Ervi Aisyi Mundiri

Bandi,Sulur rayumu sudah tak ayu lagi



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler