Skip to Content

Juli 2014

DIALOG SEPI

dalam kenisbian

aku tak pula peduli lelah

menjadi wayang

dan pertarungan itu terus

aku teruskan

dengan sugesti sekelompok

burung camar yang asyik

DI ANGIN YANG BERHEMBUS SEMILIR ITU

betapa

lihainya nafsu bermain

dan tanpa sadar

ribuan nafas terhempas

di pantai 'hubbudunya'

tapi sesal masih enggan

berjalan di belakang ruh-ruh

DENGAN SEPULUH JARI TENGADAH

dengan sepuluh jari tertengadah

aku memohon padaMu Ya Rabbi

Tuhan segala makhluk

tetes darah yang Kau alirkan

dalam tubuhku yang hina ini

HIDANGAN LUKA

darahku membeku

dalam bisu tak menentu

tersayat sembilu pilu

teronggok dalam

mangkok kaca motif rindu

hatiku diiris kecil-kecil

SAJAK ILU

di hadapan-Mu
kami telah berdiri
selurus-lurusnya
lima waktu

 

SAJAK PENGHAMBAAN

shubuh yang mencekam
udara dingin menyentuh sum-sum tulang
hujan deru menderu
badai hantam menghantam
sepiring dua piring
nasi lenyap menghilang
berpindah alam

TAK MENGERTI

aku gak ngerti
siapa yang harusnya ngerti
akan hubungan yang sulit dimengerti ini
karena aku tak mengerti
kau malah pepura tak mengerti
katamu aku tak kau mengerti

ANAK MIMPI

kamu tak mesti mengerti aku,
tak mesti paham cara pikirku,
tak mesti tau seperti apa jiwaku
karena semua duniaku takkan bisa kau  pahami
aku datang dan pergi dari sunyi

KETIKA WAKTU BISU

telah ku gores pula tinta pena
di atas sinar rembulan
agar kau tau di mana aku kini berada
tapi kamar sunyi ini
terlalu kecil untuk tempatmu
melabuhkan rindu dan asmara

SAJAK MALAM 2

kini ku jalani saja sepi
kini ku arungi saja rindu
kini ku diami saja sunyi
kini ku hiburi saja hati
kini ku dekapi saja kelam
kini ku turuti saja langkah



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler