betapa
lihainya nafsu bermain
dan tanpa sadar
ribuan nafas terhempas
di pantai 'hubbudunya'
tapi sesal masih enggan
berjalan di belakang ruh-ruh
pemuja kemegahan
dan di angin
yang berhembus semilir itu
ada dosa yang terhirup
tanpa sengaja
betapa
kemaksiatan telah mendarah daging
tapi kenikmatan
sungguh menyuguhkan
kebahagiaan semu
di dinding-dinding kelana
ada goresan noda
siapa yang bisa meniadakannya
diakah penyesalan itu
malam tadi
jangkrik penjaga malam
berdendangkan dosa
isyaratkan resah tak bertepi
tapi jiwa yang redup
tak mampu dengar isyarat itu
pagi tadi
kicau burung ikut
menapaki catatan kelam
yang berjejal tiap
nada nafas kepuasan
dari mana lagi isyarat datang
yang membelenggu rona wajah
sayangnya cermin langit lalai
merekam peristiwa itu
dan semakin lelaplah
dalam dekapan dingin malam
tak ada yang mampu
membuka ruas perih
dan jiwa itu kian tenggelam
di angin yang berhembus semilir itu
tak ada ketakutan ku temui
tak ada resah ku catat
tak ada sesal ku cari
hanya ada beku yang kaku
Andam Dewi
Senin, 17 Oktober 2011
Pukul 13.05 WIB
Komentar
Tulis komentar baru