DALAM SEMBAYANG
Melolongkan doa seperti srigala
Atas arakan awan tipis di bawah purnama
Yang menyampaikan kabar laut pada setiap orang
Tentang kota-kota yang bakal ditenggelamkan
Sebagaimana pada zaman Nuh
Bukan untuk apa, melainkan Sekadar membuka jalan
Bagi raja agung dari negeri kabut yang
Berlayar dengan sampan cinta
Cilacap, 2013-2014
SEMBAYANG ANAK KARANG
Sungai yang mengalir dari Merapi ke Laut Selatan
Mengingatkan cinta ayah pada ibuku
: Bermula dari pandangan pertama
Muara yang mekar seperti rahim ibu
Mengingatkan asalku, sebelum
Terlahir sebagai anak karang
Badai yang mengocok laut semalam
Mengingatkan pada sang guru
: Mengajarkan kedewasaan di balik petaka
Sebiru Laut Selatan sebiru Merapi
Sekadar isyarat yang kutangkap, bahwa
Cinta telah mengalir bersama darah dan napas
Dalam neng-ning-nung-nang sembayang
Cilacap, 2013-2014
KEPADA GURU RUMI
Pada serakan buku-buku tua
Lama sudah aku mencari namamu
Wahai penyair agung yang
Menjadikan puisi sebagai jembatan gaib
Menuju puncak langit awang-uwung
Sekian masa, aku tak dengar sajak-sajakmu yang
Digetarkan sealunan lengking seruling
Dari anak-anak gembala di padang sufi
Hingga terbangkitkan jiwa-jiwa dari dasar kubur
: Lama terninabobokan mimpi bianglala
Belum lelah, aku mencari-cari namamu
Wahai penyair abadi di lipatan-lipatan waktu yang
Selalu menghabiskan malam dengan dzikir dan tarian
Sebelum subuh mengisyaratkan Sang Kekasih telah tiba
Dengan membawa setangkai tulip putih
Cilacap, 2013-2014
ALIF-LAM-MIM
Pro: Rumi
Alif – jejantung peparuku yang
Mengalirkan darah dan napas mantra
: “Aku sajroning Ingsun, Ingsun sajroning aku…”
Lam – guru yang datang dari langit
Mengajarkanku tentang ilmu kelelawar
: Membaca cahaya di balik gelita rahim gua
Mim – sebiji nur di inti kening
Sepijar bintang panjer esuk bagiku
: Nahkoda yang melayarkan perahunya nuju pelabuhan
Cilacap, 2013-2014
TRILOGI MA’RIFAT CINTA
/1/
Mensujudkan alif sebentuk ya’
Sebagaimana Musa di kaki Thursina
Seusai menyempurnakan kepongahan Fir’aun
Dengan sebatang tongkat cinta
/2/
Mengalirkan alif melalui sungai Lam
Menuju muara Mim, agar
Terpahami perkawinan hulu dan hilir
: Cinta yang menjadi sampan Nuh di lautan
/3/
Menikahkan alif dan lam di Baitullah
Sebagaimana Muhammad yang
Menyatukan cahaya dengan lampu-Nya
Hingga cinta menemukan ma’rifatnya
Cilacap, 2013
Komentar
Maaf,Itu penulisan kata
Maaf,Itu penulisan kata Kepapa guru rumi atau kepada guru rumi?
Puisinya sangat mencekram hati,sangat religius. Saya hampir gagal paham.
SUDAH AKU BENAHI
Terima kasih atas koreksinya... sudah aku benahi..
Kata-kata yang indah
Puisinya sangat bagus, dan sangat menggugah hati..
Sungguh.. Luar biasa..
Menusuk qalbu
sungguh menggetarkan hatiku.. teruslah berkarya tuan guru..
pujian
Masya Alloh..... bahasanya bagus banget...
OKE BANGET
COCOK BUAT MUHASABAH....
TERIMA KASIH
Terima kasih atas apresiasinya..
kerenn bangettt
kerenn bangettt
Tulis komentar baru