Skip to Content

Juni 2016

Setelah Waktu

Jika kau ingat luka dan dukamu di waktu itu

Tentu kau tahu bahwa Tuhanmu tengah menantimu

tersedu di sela-sela jemari rapuhmu

 

Api

Tak ada yang luput dari gelora panasku

Legam jadi arang atau mendebu jadi abu

 

Tapi aku berkobar hingga tak mampu membakar

Pada Hujan

Kau dengar suara hujan?

Di riuhnya, tanya kutitipkan

Apa kabarmu, tuan?

Masih jauhkah perjalanan?

 

Di rinai hujan, rindu kuselipkan

Rahasia

Seperti huruf-huruf yang berloncatan di kepala

Yang tak mampu tersusun menjadi kata

lalu menjelma kalimat berbahasa

 

Kamu

Kamu adalah udara yang mengisi paru-paru di setiap nafas yang kuhela

Kamu adalah semesta pembicaraan pada cerita di setiap kejadian

 

Kau dan Aku

Pernah kita berseteru

di persimpangan waktu lalu

antara jalan berliku

dan terjal penuh batu

 

Tujumu arah yang satu

Menangis di udara kosong

 

Orang – orang berjongkok di kerumunan para majikan

Gadis kecil menangis di hadapan  sepasang majikan

PESANTREN

 

Menyapa debu telanjang diri

Dia perempuan berkerudung

Tubuh nya telanjang , membuka langit hitam

Beribu mata memandangnya 

Kagum , hina akan dirinya

Matanya seperti mata burung kenuri

Pidato Basah

Pidato Basah



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler