Telah terbit antologi puisi 56 penyair Yogyakarta angkatan tahun 1950-2000 "KOTA TERBAYANG".
Pada tanggal 17 Ramadhan
Gua Hira ditopang kegelapan
Tanpa secuil cahaya menyinari
Kala kegelapan dikelam kesunyian
Ada kupu-kupu menari
Dalam nurani
Dan burung-burung penyaksi
Turut bergabung menari
Lincah gerak tersaji
Sambil siul bernyanyi
Langit-langit kamar
Setia menggelar
Rupamu yang anggun
Sejuk dan ranum
Seolah bening embun
Di tengah daun
Lakumu mengalun
Elok tersusun
Atas kesepian Adam
Hawa diciptakan
Suka berdatangan
Duka pun bertandang
Terusir surga
Dua raga terpisah
Sekian lama meraba
Hitam berujung hitam
Itulah yang dijanjikan
Putih arah tujuan
Hampa dalam pandangan
Hitam berbuah hitam
Tak sehitam masa silam
Sang ratu hilang pusaka
Dicuri bandit bagus rupa
Meski tersimpan di tempat rahasia
Si bandit mampu merenggut paksa
Dengan modal pedang kata-kata
Di kaca jendela
Kuserah rasa
Pada tempias hujan
Yang datang
Biarlah di situ
Aku mencumbu
Rindu tak temu
Sepanjang waktu
Opiniku tentang wanita
Hanya sebuah rekayasa rasa
Mohon jangan dipertanyakan
Terima saja dan pertimbangkan
Mahluk Tuhan yang satu ini
Komentar Terbaru