Jakarta, 28 September 2024 – Kemacetan lalu lintas di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) semakin parah seiring dengan pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang tak terkendali. Kondisi ini menuntut perlunya pengembangan infrastruktur transportasi massal, terutama penambahan jalur Mass Rapid Transit (MRT) guna menanggulangi kemacetan kronis di wilayah ini.
Data dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta menunjukkan bahwa pada jam-jam sibuk, rata-rata waktu tempuh masyarakat Jabodetabek bisa mencapai lebih dari dua jam untuk perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam waktu setengah jam. Keterbatasan jalur MRT yang baru melayani beberapa kawasan di Jakarta dinilai belum cukup untuk menjadi solusi nyata atas kemacetan yang semakin membebani produktivitas masyarakat.
Pakar transportasi urban, Dr. Yudi Santoso dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menyatakan bahwa perbanyaknya jalur MRT adalah solusi jangka panjang yang harus segera diakselerasi. "MRT sudah terbukti menjadi moda transportasi yang efisien dan ramah lingkungan di banyak kota besar dunia. Untuk Jabodetabek, penambahan jalur MRT yang menjangkau kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sangat diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi," ujarnya.
Saat ini, MRT Jakarta baru memiliki satu jalur yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran HI dengan rencana pengembangan jalur timur-barat yang masih dalam tahap awal. Namun, tanpa perbanyakan jalur ke wilayah-wilayah penyangga di sekitar ibu kota, kemacetan yang sudah meresahkan masih akan menjadi masalah yang sulit diatasi. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan bekerja sama mempercepat perluasan jaringan MRT ke seluruh wilayah Jabodetabek.
Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta untuk mempercepat pembangunan jalur MRT tambahan. "Kami berupaya mendorong percepatan pembangunan MRT agar dapat menjadi moda transportasi andalan yang menjangkau seluruh Jabodetabek. Ini adalah langkah penting dalam mengurangi beban jalan raya yang sudah terlalu padat," ujar Heru dalam sebuah konferensi pers.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat lebih beralih ke moda transportasi massal seperti MRT dan TransJakarta. Namun, kenyamanan, aksesibilitas, dan jangkauan transportasi massal tersebut harus terus ditingkatkan agar masyarakat mau meninggalkan kendaraan pribadi.
Peningkatan jalur MRT diharapkan tidak hanya mengurangi kemacetan, tetapi juga menurunkan polusi udara yang kian memburuk akibat tingginya emisi kendaraan. "Kemacetan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga kesehatan. Dengan semakin banyaknya kendaraan pribadi yang beroperasi, kualitas udara semakin menurun. Oleh karena itu, MRT dapat menjadi solusi ganda, baik untuk mobilitas maupun lingkungan," tambah Dr. Yudi.
Pemerintah pusat diharapkan segera merealisasikan proyek MRT tambahan ini, mengingat urgensi yang dihadapi wilayah Jabodetabek. Dengan perencanaan yang matang, penambahan jalur MRT diyakini dapat secara signifikan mengurangi kemacetan dan membuat kota-kota di sekitar Jakarta menjadi lebih nyaman dan layak huni.
Komentar
Tulis komentar baru