seperti kemarin dan berhari lalu.. kita tak sanggup saling menguatkan kerinduan yang dihentikan paksa oleh sesuatu yang pernah kita kerdilkan pada keterluasan rasa.. kita hanya mampu untuk memahami dalam ingatan, bahwa tiada lebih sempurnanya untuk menjumpai cinta dalam hitam-pekatnya jarak sekalipun..
waktu seperti ketergesaan yang selalu mengejar kita pada keterbatasan yang belum kita sanggupi.. kita serupa api yang menandai titik-titik airmata untuk segera kita kemaraukan dalam kuasa hangatnya.. dan sekali lagi... ... ... waktu telah menjadi apapun yang kita ingat tentang kebahagiaan yang tertunda..
dan akhirnya... ... ... seperti yang mungkin telah dituliskan Tuhan, bahwa keteduhan kelak akan mengalir dalam sungai keterasingan kita.. memberikan rakit kecil yang pernah kita buat dipenghujung tahun lalu dihari kemarin.. dan menyegerakan kita untuk menuntaskan dengan kayuh-kayuhnya menuju apa yang kita namakan telaga kerinduan..
dan kita saling berurai dalam rakit itu.. mungkin akulah yang tak pernah mengirakan begitu tersepinya hari-hari yang lalu, ketika aku tak menyadari ada sebuah hati yang setia menantikan segala apa-apa tentang yang aku ingin ucapkan kepadanya.. tentang kerinduan dan hangatnya sapaan, juga tentang tawa yang menghiasi hari-hari kita sebelumnya..
maafkan aku..
Komentar
Tulis komentar baru