Dari negeri Saba hingga negeri Syam
Selalu ada kebaikan diantara yang kejam
Setinggi-tingginya peradaban kaum Atlantis
Telah hancur jua ia, tak berbekas, tak jelas
Begitu pula kesombongan
Tiada yang berhak mensifatinya selain Tuhan
Kadang manusia lupa cara berterimakasih kepada Pencipta sedang kepada jenisnya ia selalu mengingatnya
Tak ada yg paham bagaimana jin ifrit memindahkan singgasana hanya dalam sekejap mata
Nabi Sulaiman pun tak menanyainya, hanya memerintahkannya saja
Memang apa pentingnya?
Didunia ini ada yang bernama minat ada pula yang berbakat
Dua hal yang berbeda rupa, berbeda makna
Apa yang terjadi jika keduanya tak pernah bertemu?
Samar
Ada keberhasilan tapi akan selalu sedikit kacau
Seringkali ada bait keraguan menyengat
Sesekali tergoda mengingat pengetahuan yang berat
Aku tahu bahwa neraka terdiri dari tujuh tingkatan
Lalu aku selalu ingat bahwa surgapun diberikan tujuh tingkatan
Ada perbedaan terang antara manusia dengan Tuhan
Ada keadilan disetiap keputusan
Ada pengetahuan dibalik ketidaktahuan
Yang kutuliskan bukanlah roman ataupun hikayat kerajaan
Namun sengaja kutuliskan sedikit indah
Baris-baris ini belajar dari kedurhakaan sebuah negeri yang awalnya makmur dan beradab
Yang pada akhirnya musnah ditenggelamkan, lalu dilupakan.
Ada bukti dari hasil menantang Tuhan
Ada jenis manusia yang mendapatkan pengajaran, akibat dengki dengan kesenangan orang
Wahai durjana,
Janganlah menjadi hina didunia dan menjadi lebih terhinakan diakhirat sana
Ini penaku, ini huruf-huruf milikku
Maka kan kutulis semauku
Tak peduli berapa banyak yang dapat dipahami dan terpikirkan bagi sesama yang mengerutkan keningnya
Sungguh terlalu banyak hikmah yang ingin kuceritakan tapi tak mampu ku teraturkan
Bukankah manusia akan selalu bersedih jika terus menerus memikirkan perkataan orang
Jadi mengapa tak mendengarkan suara Tuhan?
Sederhanakan saja
Banjarmasin, Agustus 2014
Komentar
Tulis komentar baru