Tempat aku datang dengan kebodohan dan ketidaktahuan, kembali melayang diantara ubun - ubunku. Mereka berteriak dan meminta tolong padaku, menganggap aku seperti dewa yang turun ke bumi dan aku tak ingin kembali, sama sekali tidak. Itu bukanlah tempat yang harus selalu aku berada disana.
Menolongpun tak ada guna, saat aku tak lagi berbaik hati untuk mereka yang menyakiti hatiku. Yang datang kepadaku dengan memohon, kemudian mendongakkan kepala dan pergi. Kau pikir aku siapa? bukankah kita sama? diciptakan dari sari pati tanah, kemudian menggumpal dan tumbuh menjadi bayi? dan kau sesuka hati melakukan hal yang ingin kau lakukan. Bukankah aku juga punya hati. Kemudian kau buang dimana perasaanku.
Semuanya sudah berlalu, dan aku tak ingin kau ada lagi, biar kau dan kenangan tentang itu aku kubur. Biar, lorong - lorong membisu dan tak lagi ramai seperti saat ketika kita berjalan berdua, biar angin tak bergerak lagi seperti saat ketika aku bertemu dengan dirimu.
Wahai anak adam yang pernah membahagiakan ku, terima kasih untuk kebaikanmu, dan aku tak ingin mengenal kebaikanmu lagi, saat semua sudah berlalu, dan sakitku masih terasa.
Kutinggal jauh semua senyummu, dan aku pergi.
Komentar
Tulis komentar baru