Perjalanan di lembah hitam kehidupan
Suatu ketika malam lengang, dengan suara bergumam antara jangkrik dan sedikit bunyi seperti setan.Di tepi jalan nan sepi dan di tepi kegundahan hati seprti seorang terpenjara kehidupan, di saat semua tertidur lelap, tak seorangpun memahami isi hatinya! Sperti kata marx seoarang atau manusia sejati adalah manusia yang tertindas, seolah-olah dia akan mati terbunuh oleh kerasnya hidup ini. Tak mengapa semua tertindas asalkan tidak menyakitinya, menyakiti hatiny, dan yang di penuhi lembah atau pikiran-pikiran hitam,ingat hitam tidak selamanya hitam, dan terkadang putih akan menjadi hitam yang melebihi hitam sebelumnya.
Malam itu seperti biasanya ,elewati detik,menit,dengan perasaan bingung dan tanpa di ketahui semua orang bahwa seprti kuda liar hati ini, dan seperti serigala yang buas hati ini. Mengapa itu semua terjadi, bingung hati dalam relungan setan. Perjalanan ini memang sudah di takdirkan, pejalan yang penuh dengan air mata,penuh perjuangan dan penuh dengan kekerasan antara hidup dan mati! Di mulai ketika tidaj menemukan jati diri antara kehidupan dan dengan akhirat, di antara mati dan hidup. Semua itulah yang menyebabkan perjalan itu di mulai, perjalan yang penuh dengan hati kebebasan,inilah ilham antara semua ilmu dan makna kehidupan seoarang anak miskin namun melihat hidup dengan ketidak adilan dari sebuah kebebasan yang di inginkan.
Arti sebuah hidup adlah ketika kita merasa di hargai orang lain, kita merasakan kebebasan linear, di tidak di paksa secara mental maupun psikis.semua ini berarti adalah kkegundahan si antara manusi dan tuhan! Tuhan tidak adil menurut si manusia ini, dia tidak di berikan kehidupan yang layak. Merasa di anak duakan,dan di anggap seperti sampah di dunia ini. Ini semua adalah hatinya dan ini semua hanyalah makna kehidupan yang matrealistis.tidak inti dunia adalah kebebasan antara hitam dan putih,antara jahat dan baik, dan antara uang serta akherat. Semua ini adalah pilihan manusia, ini makna sebuah kegalauan manusia yang di ungkapkan di tulisan, melalui hati yang menangis. Buku ini mengajarkan kita arti kebebasan,arti keindahan dan yang terpenting arti kekerasan untuk melewati sebuah makna kehidupan yang sejati. Sebuah kenikmatan linear yang tidak di temukan antara kenikmatan-kenikmatan yang lainya, dank e pedihan yang tidak akan di lupakan semua mahkluk hidup.
Bab 1
Mata manangis di persimpangan jalan.
Hari ini setelah tertidur lelap di antara mimpi-mipi indah, bangun dengan semua pikiran yang menumpuk seperti kucing mencari atau kelaparan. Sinar matahari menemani kisah yang akan hadir di hari ini, pikiran tetap kan positif itulah kata2 orang bijak yang saya ketahui.ketika waktu beranjak siang udara mulai memanas, inilah ujian sebenarnya! Menahan kehausan,kepusingan dll. Disini kita di uji dari segala aspek, walaupun sbenarnya hati dengki merajai seakan hidup seperti hembusan angn dan badai tornado hati ini. Kita di tuntut baik, walaupun sebenarnya tidak baik,kita di tuntut tersenyum walaupn sebenarnya tidak tersenyum, inilah mengapa hidup bagaikan sungai hitam yang di penuhi kebohongan dan inilah mengapa hitam merajai hidu sekarang. Di setiap waktu banyak sekali kebohongan walaupun itu dengan di sebut nama allah, sebuah nama yang seharusnya tidak boleh untuk di bohongi, sebuah nama yang tidak harusnya untuk di persukutukan, tapi mengapa mereka begitu mudah menyebutkan sumpah allah, walaupun secara jelas saya melihat itu semua, dia berbohong, namun hati ini takut! Saya takut di fitnah karena saya orang baru dan langsung menuduh begitu! Hanya terdiam terus sambil, melihat orang satunya menagis! Bingung hati ini, apakah saya harus ikut dan membeberkan semua, tapi kenapa saya takut, terus-terus begini, entah karena apa dengan lancang,suara seprti singa yang menjaga daerahnya! Dan mata semua tertuju pada seoarang anak yang tidak ikut-ikutan tadi, namun sekarang seprti menjadi artis dadakan, seperti si polisi yang sebenarnya tidak mempunyai akat apapun. Tanpa banyak basa-basi orang yang tadi menudu dan berbohong menghampiri aku. Dengan perasaan takut, walaupun itu tidak salah namun ni yang menyebabkab semua kegundahan hati adan yang terpenting adalah kegundahan mental, orang berdasi itu menampar saya menapara lebih skit dari menampar pipi, namun dia menampar hati saya, kata-kata kotor terucap dengan nada besar inilah dan inilah kaum atas,kaum yang di agung-agungkan itu. Sungguh tidak percaya, namun itulah kenyataan ini. Bahwa benar kaum atas memang kaum bodoh, dengan semua keberanian,tamparan lebih keras saya lancangkan, dengan menghina kaum atas secra keseluruhan.dia memberontak! Akhirnya satu pukulan mentah mendarat di mukaku, tanpa meminta maaf tanpa adanya penyesalan. Inilah yang menyebabakan aku membenci kaum atas, walaupun kata-kata bijak mengungkapkan bahwasanya tidak semua hal yang salah itu salah. Tidak usah di bilang, namun hati ini tetap dendam. Dendam kepada semua yang berbau atas, temasuk tuhan, maaf tuhan ! tapi engkau tak adil. Aku meminta keadilanmu sekarang, mana engkau, dimana, dengan wajah peuh luka, penuh hantaman, serta darah mengalir di hidung manisku, hari itu tak akan kulupa karena semenjak itu pandangan hidupku berubah inilah awal hidupku berkelana di lembah hitam, mencari makna kehidupa, srta kebebasan linear serta kebebasan sejati. Pojok di tengah ujung rumah kosong aku merana, di temani semua sakit yang di takuti semua kalangan atas, karena kaum atas tidak merasakn ini.
Seakan penuh dosa,seakan penuh dusta,aku menagis di pojok rumah kosong, seakan tak percaya di awan dan di matahri indah ini terjadi hidup serta hari yang menyebalkan bagiku, sakit hati, serta fisik. Dasar engkau manusia kalangan atas tidak mengerti akan hidup yang sesungguhnhya! Engkau disana seprti akan hidup manusia purba, tidak mengerti tuhan apa tuhan dan dimana tuhan. Kebebasan itulah hal yang aku inginkan. Kebebasan yang ssunguhnya,tanpa beban dan tanpa air mata! Marx mengajarkan kita arti kebebasan yang sesungguhnya, tanpa adanya tekanan dan adanya persaingan antara perbedaan kelas. Katanya beliau semuanya adalah persaingan sejati, tidak ada perbedaan yang linear, sama seperti ketika kucing selalu menjdi musuh anjing, anjing kaum atas,kucing kaum bawah. Catatan ini yang membuat diriku semakin membenci kaum atas, mereka itu sama kayak tikus bangkai. Di pojokan rumah ini saya mencari kesimpulan yang pasti seakan hidup manusia adalah darah, lihatlah aku mencari kebebasan,kebebasan yang abadi, di tengah hidup penuh kecurangan ini, entah mengenal tuhan dan entah mengenal apapun. Dengan penuh dendam hati ini kubiarkan, seperti ketika jalan ini banyak yang berlubang! Tak di duga hujan mengawali perjalanan pulangku, menangis semua antar mata,hati.belum lagi pertanyaan orang tua akan kejadianku ini, hari ini aku merasakan arti ketidak adila,ketidak adilan hidup, kenapa aku berbuat jujur dan kenapa aku yang menjadi korban, kenapa dan kenapa. Aku berfikir ini bukanlah hidup. Ini adalah neraka di dunia! Detik dan langkah demi langkah terus kujalani,, merenung di dalam dunia hitam ini aku percaya hari ini bukanlah kiamat, tapi inilah kenyataan. Takdir di antara kiamat dan surgawi, bukan takdir antara neraka dan surge. Biarkan kami bebas, itulah tujuan aku selanjutnya. Tujuan menyetarakan atas dan bawah, namun hal yang terpenting ingin mengubah struktur kasta, bahwa atas bukanlah raja, namun atas dan bawah adalah manusia dan saling membantu satu sama lain. Berhenti sejenak di antara hujan dan pedih.
Minggu, 15,January,2010
Di atas dendam yang besar
Bangkit.prayoga
Komentar
Tulis komentar baru