TULIS ULANG PATOKAN BENTUK PUISI #437 DAN #4334
Hakimi Sarlan Rasyid, dengan menyertakan :
Ifa Arifin Faqih
Lilik Puji Astutik
Suyatmi
Cahayati
sebagai penyair yang dengan setia terus menulis puisi dalam bentuk #437 dan #4334.
Saya telah beberapa kali menulis tentang bentuk puisi #437 dan #4334. Saya jadikan tulisan ini sebagai patokan resmi cara penulisannya. Artinya ini lebih valid daripada patokan yang telah saya tulis terdahulu.
BENTUK PUISI #437 DAN #4334
Dalam segi bentuk penulisan puisi sebagai karya sastra harus berbeda dengan bentuk karya sastra lainnya. Dalam benak penikmat harus muncul kepastian rasa begitu mereka melihat bentuknya. Dengan demikian akan jelas dan nyata perbedaannya.
Pikiran inilah yang mendasari saya mencoba mencari bentuk baru dalam penulisan puisi. Berawal dari kesenangan mengikuti bentuk soneta yang 4433 saya mengembarakan angan-angan saya dan pengembaraan itu berhenti pada Surat AlFatihah. Sebagaimana kita ketahu surat ini ditempatkan menjadi surat pertama dalam Kitab Suci AlQur”an.
Bilangan ayatnya yang 7 membawa saya menelusuri lebih jauh. Dari penelusuran ini saya melihat kenyataan bahwa selain ayatnya yang 7 saya menemukan bahwa akhir dari setiap ayatnya hanya terdiri atas 2 huruf yaitu huruf nun dan huruf mim. Nun berjumlah 4 dan mim jumlahnya 3. Dari kenyataan ini saya membuat bentuk puisi #437.
PATOKAN MENGGUBAH PUISI #437
Terdiri atas 2 bait
Bait pertama terdiri atas 4 baris
Tiap baris terdiri atas 3 kata
Sajaknya
aaaa, atau
bbbb, atau
abab, atau
baba, atau
aabb, atau
bbaa
Bait kedua terdiri atas 3 baris
Tiap baris terdiri atas 4 kata
Sajaknya
aaa, atau
bbb
Judul puisi terdiri atas 2 kata, diambil dari 2 kata yang telah dipakai pada bait-baitnya.
Boleh 2 kata dari bait pertama, atau
2 kata dari bait kedua atau
1 kata dari bait pertama dan 1 kata dari bait kedua
Tema puisi bebas.
Saya berpikir, jika saya menemukan lambang 43 pada awal AlQur”an apakah ada lambang kebalikannya. Saya langsung teringat ke surat terakhir yaitu Surat AnNas. AnNas diletakkan pada urutan terakhir yaitu 114. Saya amati ternyata lambang ini mewakili 1 kepala, 1 badan, dan 4 anggota (2 kaki dan 2 tangan). Sangat indah. Sungguh sempurna penempatan ini.
Saya sangat yakin bahwa jika di awal ada 43, di akhir pasti ada 34. Tapi yang saya temukan 114. Akhirnya saya temukan juga yaitu dengan mengkonversikan 114 (baca : satu satu empat) menjadi bilangan desimal.
Bagaimana caranya bilangan 114 menjadi 34 bisa saya jelaskan sbb:
Karena angka terbesarnya 4 maka basis terdekatnya adalah 5.
114_5 (baca satu satu empat basis lima)
(1 x 5^2) + (1 x 5^1) + (4 x 5^0) =
(1 x 25) + (1 x 5) + (4 x 1) =
25 + 5 + 4 = 34
Dan keyakinan saya terbukti.
Maka jadilah 4334 sebagai bentuk puisi. Dan polanya adalah sbb.:
terdiri atas 4 bait
pola baris tiap bait 4.3.3.4
pada bait dengan 4 baris pola sajaknya bisa
aaaa, atau
bbbb, atau
abab, atau
baba, atau
aabb, atau
bbaa
Pola bait kedua dan ketiga bisa bebas namun bersyarat.
Bebas artinya boleh
aaa, atau
bbb, atau
aba, atau
bab, atau
abc
dan syaratnya adalah pola sajak pada bait kedua harus diikuti oleh bait ketiga.
Berbeda dengan bentuk #437 yang judulnya hanya boleh 2 kata maka dalam bentuk #4334 penulisan judul tidak ada aturan khusus.
Penulisan judul bebas. Demikian juga dengan tema puisi.
Kotabaru Karawang 07 Juli 2021_0853
Komentar
Tulis komentar baru