Ada iblis turun dari langit hitam
Lesat secepat kilat bersarang di kepala ibu
Menjelma iblis bermuka malam
Berlidah gemuruh berludah petir
Meluaplah murka pada darah sendiri
: “Diamlah Nak jangan mengangis, diamlah diam,
kalau tidak mau aku akan membunuhmu
dengan nafsu dan tanganku sendiri.”
Katanya sambil menajamkan mata
Aku berontak dengan lenting tangis menggigil,
Meronta dengan lentik jemari mungil
Melawan pun rasanya percuma saja
Bersimpuh kalah tak juga dia iba
Iblis semakin murka
Kedua sayapnya mengibas hebat
Tubuhku terlempar menelungkup jatuh
Dalam gelap menyayat-nyayat aku bertanya
: “Dimanakah malaikat?”
Kampung Asoka, 25 Februari 2010
Komentar
Bagus dan Mendalam
Bagus sekali puisi diatas, mudah dicerna dan memiliki makna mendalam.
Bagus dan Mendalam
Bagus sekali puisi diatas, mudah dicerna dan memiliki makna mendalam.
Tulis komentar baru