Seorang Anak berlari pontan panting
Tangan kirinya memegang perut berlumur darah
Sedangkan tangan kanannya memegan batu
Dengan pucat dan terus saja berlari menembus kabut asap
Diwajahnya terkias semangat keberanian
Takutnya sudah terkubur dalam bersama kedua orang tuanya yang direnggut nyawanya
Anak malang itu terus saja berlari dan sesekali air matanya menetes
Gambarkan wajahnya bersedih karena dirundung luka dan duka
Tapi tetap saja tak henti melafaskan ayat-ayat Allah dibawah guyuran peluru dan ranjauh yang mampu koyak tubuhnya
tapi wajahnya sesekali berbinar-binar meyakini sepunuh hati akan secercah harapan dan pertolongan Allah karena dunia saat ini hanya diam dan menonton
Berlari mengejar sumber petaka zionis laknatullah
Tanpa sedikit gentar dan takut
Karena semua sudah terkubur bersama reruntuhan tempatnya bernaung
Bangunan tinggi tumbang terjungkal yang rendah tersentak berhamburan
Tumpah darah tempat berkeluh kesah
Tanah leleluhurnya tanah para nabi rata bersama nestapa
Tapi semangat dan cita-cita untuk merdeka terus mengebuh
Anak itu masih saja berlari sambil menengadah kelangit
Sambil lantangkan lafats “Allahu Akbar,Allahu akbar,Allahu Akbar”tak henti
Tiada lagi luka yang terasa syahid fisabillah tujuan Akhirnya
Tetesan darah dan kesakitan yang tak terperi dengan ketakutan yang menghantui
Teriakan tangisan satu dua tiga bahkan jutaan anak hanya jadi candaan dan nyanyian yang tersuguhkan buat zionis Israel lannatullah dan sekutu-sekutunya
Istri-istri mujahin menjadi janda
Anak-anak yang masih sangat kecil bernafas pun masih tak beraturan sudah menjadi yatim piatu
Luka,lapar tak lagi mampu dibedakan yang ada tangis penyatu satu rasa satu akidah
Ranjauh,tank-tank berlapis baja ,senjata kimia pesawat-pesawat tempur yang mengoyak tubuh dan tanah leluhurnya tak menyurutkan niatnya meninggikan Asma Allah
Dan Anak itu masih saja berlari mengejar deruh angin
Langkanya sesekali melambat mungkin karena terlalu lelah mengejar keadilan mengejar hak yang terampas tapi dunia masih saja bungkam seribu bahasa
Dimana kita,dimana kita sebagai seudarah seakidah
Dimana keadilan sebagai hakim
Dimana prikemanusiaan sebagai tonggak memanusiakan manusia
Dan dunia masih saja diam sedangkan saudara kita diambang kehancuran
Suriah,palestina,yordania,libanon dia adalah satu bumi syam yang diberkahi
Tidakkah kita mengingat bahwa”jika penduduk syam rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan buat kita”
Anak yang berlari memegang perut dan batu akhirnya tumbang
Tengelam dalam teriakan dan air mata menuntut keadilan yang bagai dunia sekedar tontonan biasa
Suara-suara kemanusian menjadi sumbang perlahan hilang senyap bersama luka hanya bagai opera bagi para zionis
Menyiksa membunuh anak-anak dan merampas kehormatan wanita-wanita hanya bagai mainan
Satu dua tiga anak terengguk nyawa dan kehomatan
Tapi pada akhirnya akan lahir ratusan jutaan para syuhada
Pembawa panji-panji hitam meninggikan nama Allah
islam dan bumi syam adalah Haq
zionis menyentuh syahidfizabilillah tujuan akhir
ihzan.Tausar
makassar –indonesia 2017
Komentar
Tulis komentar baru