malam ini lengang dan kelam
sajak sajak telah ku bait untuk menghafal malam ini
namun tetap saja beberapa kali aku masuk seperti asing
tak ada jengkalan namamu atau bayangmu
menyentuh di setiap nafasku yang memburu
hingga aku tiba di pertigaan
tempat biasa aku menunggumu
dan tetap saja tanpa bintang juga bulan
hanya kelam dan suram
di sudut jalan setapak yang gigil dan bisu
aku coba bangkitkan kembali
semua sajak sajak yang memanggil namamu
namun....
rimbun aksara menaungi mimpi tentang nafasmu
yang terus bergegas dalam perjalanan
walalupun begitu aku tetap setia menantimu di sini
di antara kunang kunang yang mulai bergerak,
di jalan setapak ini,..
di jalan tempat bungaku ini,....
mungkin tak akan pernah berhenti aku merindukanmu
sampai sejuta bulan waisa terlewati
sampai gulita memapah jiwa kelangit langit surga
dan aku tetap merindukanmu...
tetap merindukanmu,.....
perlahan,aku coba terus bertahan
memahat cadas di tebing hari tanpamu
hingga tenggelam cahaya waktu
yang mengantarmu semakin jauh dari tatapanku
gemuruh kembali menyentuh jiwa
dan gelap kembali merayap
mimpi serasa pupus tuk berjumpa denganmu
sunyi dalam diri kembali menguasai
dan sukma merintih di dalamnya
dan gigil angin meruntuh ,..
menyerbu memalingkan wajahmu untuk menjauh
awan hitam berguguran menyelimut sukmaku yang jenuh
hujan sedepa demi sedepa turun begitu sedihnya
mencipta genangan yang seakan
membentuk sketsa wajahmu
laila yang karang
sebegitu terjalkah
gemuruh angin selatan
hingga kau tak kuatlagi
untuk melangkah pulang kedetak jantungku
..............................................................
laila yang karang
pahamilah tentang bisik hatiku yang sunyi ini
Komentar
Tulis komentar baru