Skip to Content

APA LAGI Puisi ke 106 dalam Menghitung Rindu (1)

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

 

 

APA LAGI  

 

Lewat apa lagi aku bisa bercerita tentang rindu dan cinta

Tangkai kelopak tajuk benang sari dan putik telah kupetik

Langit bumi tanah air sungai daratan danau dan samudra

Hingga cerah bersinar mendung hujan lebat dan rintik-rintik

 

Api asap panas dahaga bebatuan padang pasir jadi ilham

Sinar mata lentik alis sungging senyum tersipu malu

Dini hari pagi siang tengah hari sore dan malam

Wajah dada pinggang pinggul paha betis telapak dan kuku

 

Detak jantung tulang sumsum desir darah otot kekar

Sayu sipit pejam melotot wajah indah muka sangar

Rambut panjang pendek keriting ikal dada kecil dada besar

Sunyi bukit riak air gelap gua kabut embun ramai pasar

 

Tunda dulu ah aku tunda puisiku di pilar jembatan saja

Barangkali saja hantu tuyul kuntilanak ikut membaca

Setelah itu berbondong-bondong datang mengetuk pintu

Dengan suara sengau berkata “jadikan kami ilhammu”

 

201607271153 Kotabaru Karawang

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler